PENERAPANDIKSI (PILIHAN KATA) DALAM KALIMAT RAGAM FORMAL,PENGGUNAAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA, PENYUSUNAN KALIMAT BAKU Kenapa harus memilih kata dan menggunakaanya secara tepat?Alasanna akan dijelaskan satu per satuberikut ini: Kekeliruan penggunaan kata depan ke yang seharusnya digunakan keoada dapat dilihat pada contoh di
UnsurBuku Nonfiksi yang dapat dikomentari, yaitu: Bagian cover buku. Rincian subbab buku. Judul subbab. Isi buku. Cara menyajikan isi buku. Bahasa yang digunakan. Sistematika. Sama halnya dengan buku fiksi, maka pada buku non fiksi terdapat 2 (dua) contoh komentar, yaitu bisa menampilkan kelebihan ataupun kelemahan suatu isi buku.
PengertianDiksi atau Pilihan Kata Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata - kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata - kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata - kata yang tepat atau menggunakan ungkapan - ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan
Gayaitu mencakupi pilihan kata, struktur kalimat, penggunaan majas, tipografi karya, bahkan ilustrasi yang digunakan oleh pengarang tersebut. Bagaimana kemampuan seorang pengarang meramu aspek-aspek tersebut menjadi sebuah tulisan yang apik dapat menunjukkan ciri khas pengarang itu. Tentumasing-masing pengarang memiliki gaya bahasa yang khas
Olehsebab itu, kami mengingatkan Anda untuk tidak memasukkan informasi dan data pribadi ke dalam system translasi terjemahansunda.com. anda dapat menemukan Konten yang berupa bahasa gaul, kata-kata tidak senonoh, hal-hal berbau seks, dan hal serupa lainnya di dalam system translasi yang disebabkan oleh riwayat translasi dari pengguna lainnya.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. TUGAS BULAN 2 1. Pilihan Kata Diksi 2. Kalimat Efektif 3. Alinea atau Paragraf Nama Erianti Anggraini NPM 12113919 Kelas 3KA17 UNIVERSITAS GUNADARMA PTA 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu kalimat entah itu dalam bentuk lisan atau tulisan, pasti terdapat ungkapan terhadap tanggapan atau objek yang kita lihat atau dengar. Dikenal dengan istilah Diksi, kita bisa membedakan kata umum dan kata khusus sesuai dengan kondisi yang ada. Selain kita memerlukan Diksi dalam pelafalan kalimat, kalimat efektif juga diperlukan dalam kehidupan sehari – hari agar dalam pengaplikasianya tidak menimbulkan kalimat rancu. Tanpa kita sadari, kita sering melakukan kesalahan pada kalimat efektif menjadi tidak efektif lagi. Maka dari itu, diperlukanya kita mempelajari kalimat efektif ini agar kita tidak salah dalam menggunakan kalimat efektif ini. Salah satu syarat kalimat itu menjadi efektif adalah kerangka paragraf yang berurut dan benar. Jika paragraph tidak digunakan dalam membuat suatu kalimat, pasti kalimat itu menjadi tidak relevan. Sebuah paragraf harus memiliki arti atau penjelasan terhadap topic yang sedang dibahas. Rumusan Masalah Bagaimana cara membuat memilih pilihan kata yang tepat agar menjadi kalimat yang efektif dan menyusunya ke dalam sebuah paragraph atau alinea. Tujuan Penulisan 1. Dapat memahami pilihan kata Diksi dalam sebuah kalimat. 2. Dapat mendeteksi kesalahan dalam ketidak efektifan suatu kalimat. 3. Mengetahui apa pentingnya paragraph dalam suatu kalimat dan dapat membuat suatu kalimat sesuai urutan strukrur atau rangka paragraf. BAB II PEMBAHASAN PILIHAN KATA DIKSI Pengertian Diksi Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya. Wikipedia Diksi Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Denotatif dan Konotatif Denotatif Makna Denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Singkatnya, makna Denotatif adalah kata kata yang umum dan tidak menimbulkan efek kiasan. Konotatif Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Dengan kata lain, Konotatif adalah kiasan dari Denotatif yang merujuk pada kalimat atau kata khusus yang professional. Contoh Pemakaian Kata Denotatif dan Konotatif 1. D à Buah Apel itu manis dan lezat. K à Warna merah Buah Apel itu sangat menggoda. Pada makna Denotatif dan Konotatif diatas, terlihat jelas sekali keduanya memiliki makna atau arti yang sama. Bahasa Denotatif dari kalimat di atas adalah manis dan lezat, makna umum yang memang ditujukan untuk sesuatu yang bisa dimakan. Konotatif pada contoh diatas merujuk pada perasaan atas apa yang dia lihat dan dia rasakan ketika melihat buah Apel itu. 2. Perhatikan kalimat berikut ini “Bapak itu banting tulang agar dapat menafkahi keluarganya” Makna Denotatif pada kalimat ini adalah “Banting” dan “Tulang. Maksudnya makna “Banting Tulang” adalah bekerja keras. Maka dari itu, makna banting tulang tersebut adalah makna Konotatif KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut 1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya. 2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis. 3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat. 4. Sistematis dan tidak bertele-tele. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif a. Kesepadanan Struktur Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu o Memiliki subjek dan predikat yang jelas. Contoh - Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. Tidak efektif - Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour. Efektif Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan Preposisi di depan Subjek. o Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal. Contoh - Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. Tidak Efektif - Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. Efektif b. Kepararelan Bentuk Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina. Contoh - Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif. Tidak efektif - Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. Efektif c. Kehematan Kata Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah o Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk. Contoh àSaya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. Tidak efektif àSaya tidak suka buah apel dan duren. Efektif o Menghindari kesinoniman dalam kalimat. Contoh à Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. Tidak efektif à Saya hanya memiliki 3 buah buku. Efektif o Menghindari penjamakan kata pada kata jamak à Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. Tidak efektif àPara mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. Efektif d. Kecermatan Cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda. Contoh à Guru baru pergi ke ruang guru. Tidak efektif à Guru yang baru pergi ke ruang guru. Efektif e. Ketegasan Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif. o Meletakan kata kunci di awal kalimat. Contoh à Sudah saya baca buku itu. Tidak efektif à Buku itu sudah saya baca. Efektif o Mengurutkan kata secara bertahap. Contoh à Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. Tidak efektif à Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur. Efektif f. Kepaduan Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Contoh à Budi membicaran tentang pengalaman liburannya. Tidak efektif à Budi membicarak pengalaman liburannya. Efektif g. Kelogisan Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD. Contoh à Waktu dan tempat kami persilahkan! Tidak efektif à Bapak kepala sekolah kami persilahkan! Efektif Demikianlah prinsip-prinsip dalam kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada pendengar atau pembacanya. Jenis Kesalahan Dalam Menyusun Kalimat 1. Pleonastis Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir berlebihan, yang sebenarnya tidak perlu. Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain à Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan. 2. Kontaminasi Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini à Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi. Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. ü Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi. 3. Salah pemilihan kata Contoh à Saya mengetahui kalau ia kecewa. ü Saya mengetahui bahwa ia kecewa. 4. Salah nalar Contoh à Bola gagal masuk gawang. ü Bola tidak masuk gawang. 5. Pengaruh bahasa asing atau daerah interferensi o Bahasa asing à Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja. Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut “I live in Semarang where my mother works.” Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi ü Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja. o Bahasa daerah à Anak-anak sudah pada datang. Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi ü Anak-anak sudah datang. 6. Kata depan yang tidak perlu à Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi ü Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Beberapa Hal Yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Kata Menjadi Kurang Efektif 1. Kurang padunya kesatuan gagasan. Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut “Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.” Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan. 2. Kurang ekonomis pemakaian kata. Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya, misalnya “ Cuaca hari ini sangat begitu panas” Penggalan Kalimat ini sangat tidak efektif karena kata “Begitu” pada kalimat ini sangatlah tidak perlu. Lebih baik kalimat tersebut menjadi “Cuaca hari ini sangat panas” 3. Kurang logis susunan gagasannya. Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut “Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.” Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut “Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.” 4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya. “Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.” Pemakaian kata bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengatakan. 5. Konstruksi yang bermakna ganda. Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda ambigu sehingga tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat “Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.” Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi “Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.” 6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat. Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif. “Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.” Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut “Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.” 7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar. Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga sejajar. Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar “Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.” Seharusnya “Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.” Cara Menulis Kalimat Efektif 1. Mengetahui Tujuan Tulisan Suatu tulisan dibuat pasti dengan tujuan tertentu, misal mendidik, membujuk, menyuruh, atau berbagi informasi. Bertanyalah pada diri sendiri apa yang ingin dicapai oleh tulisan kita? Dengan mengetahui tujuan tulisan, kita dapat menyusun kalimat-kalimat yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. 2. Menentukan Gaya Penyampaian Gaya penyampaian tidak berarti mempermanis pesan yang pahit. Kita bisa menanggapi keluhan secara efektif dengan cara menghilangkan kemarahan si pengeluh “Kami memahami keluhan Anda. Kami meminta maaf atas ketidakpuasan Anda.” Kemudian sampaikan pendapat kita “Kami menerima semua keluhan pelanggan kami secara sungguh-sungguh dan mencoba untuk menangani penyebab keluhan tersebut”. Pesan yang kita disampaikan akan lebih efektif jika kita menyampaikannya secara profesional. 3. Menyampaikan Secara Positif Menyampaikan gagasan secara positif memudahkan pembaca menangkap pesan yang ingin kita sampaikan. Menyampaikan pesan secara negatif memancing tanggapan negatif pula. Contoh penyampaian secara negatif “Mustahil bagi saya untuk memenuhi tenggat waktu itu.” Alih-alih, sampaikan pesan secara positif, misal “Mari kita bahas jadwal dan tenggat waktu yang dapat kita tepati bersama.” 4. Mengukur Keluaran Keefektifan tulisan dapat diukur dari keluarannya. Bertanyalah pada diri sendiri bagaimana tanggapan pembaca terhadap pesan yang kita sampaikan? Jika tulisan kita efektif, pembaca akan memahami pesan yang kita sampaikan dan akan menjawab apa yang kita perlukan atau menerima penjelasan kita. Contoh, jika kita menulis tentang suatu produk terbaru dan kita menerima banyak permintaan akan penjelasan lebih lanjut, berarti tulisan kita tidak mampu mencapai tujuannya, yakni menjelaskan produk baru. 5. Mengenali Pembaca Pengenalan akan pembaca sasaran membantu kita membentuk tulisan. Pikirkan tentang siapa yang akan membaca tulisan kita, apa saja yang sudah mereka ketahui, dan bagaimana menyajikan gagasan secara efektif bagi mereka. Contoh, dalam suatu laporan internal perusahaan, kita bisa gunakan istilah atau singkatan yang telah dipahami para rekan kerja. Dalam surat kepada pelanggan baru, kita harus hindari istilah teknis dan sebaiknya menyertakan informasi tentang perusahaan kita. Kita menulis tidak untuk memuaskan diri kita, tetapi kita menulis untuk mencapai suatu tujuan. 6. Mempertimbangkan Konteks Kita sebaiknya tidak hanya mengenali pembaca tulisan kita, tetapi juga aras formalitas yang pantas. Beberapa tempat mengharuskan tulisan yang resmi profesional, sedangkan beberapa tempat lain mungkin mengijinkan tulisan yang lebih santai dengan gaya tak resmi. Ketika kita mewakili perusahaan kita, selalu sampaikan secara resmi, misal “Terimakasih Anda telah bersedia meluangkan waktu makan siang untuk membahas proposal kami.” Ketika menulis untuk keluarga atau kawan, kita mungkin tak perlu mengikuti sepenuhnya tata dan gaya bahasa, misal “Terimakasih untuk makan siang tadi! Senang bertemu denganmu.” ALINEA atau PARAGRAF Pengertian Paragraf / Alinea Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” Adjad Sakri,1992. Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping” adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea. Pembagian Paragraf atau Alinea Ø Paragraf/Alinea Pembuka. Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi a Menghantar pokok pembicaraan. b Menarik minat dan perhatian pembaca. c Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan Ø Paragraf/Alinea Pengembangan Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah a Mengemukakan inti persoalan. b Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan. c Meringkas alinea sebelumnya. d Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya. Ø Paragraf/Alinea Penutup Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini a Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang. b Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian. c Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Struktur atau Rangka Paragraf Paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat ini merupakan kalimat terpenting yang harus ada dalam setiap paragraf. Jika kalimat topik tidak ada dalam satu paragraf, berarti ide paragraf itu juga tidak ada. Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan namanya berfungsi mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat di dalam kalimat topik. Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut. Ciri kalimat topik 1. Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut. 2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri. 3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf. 4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi. Ciri kalimat penjelas 1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi arti. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu paragraf. 2. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung/transisi. 3. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat memperjelas mendukung kalimat topik. Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea ü Pada Awal Paragraf Deduktif Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf urutan umum-khusus. ü Akhir Paragraf Induktif Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan urutan khusus-umum. Penyajian paragraf dengan cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentatif. ü Pada awal dan akhir paragraf/alinea Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf/ alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea. ü Pada seluruh paragraf/alinea Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lain sama-sama penting. Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif. BAB III KESIMPULAN Bayangkan jika kita tidak dapat membedakan pilihan kata yang tepat untuk digunakan di kondisi tertentu, apakah akan menghasilkan tutur kalimat yang baik? Jawabanya sudah pasti tidak. Jadi, kepentingan kita memahami suatu pilihan kata atau diksi tidak bisa ditinggalkan. Dalam suatu kalimat diksi, terkadang terdapat suatu susunan kalimat yang bisa kita sebut kalimat efektif. Kalimat efektif membuat kita bisa menggunakan suatu kata untuk kalimat seperlunya saja. Tidak menimbulkan efek ambigu, salah satu fungsi adanya kalimat efektif. Suatu kalimat yang efektif harus memiliki makna dan arti sendiri. Itu mengapa ada yang namanya Paragraf atau Alinea. Paragraf adalah suatu kalimat dalam baris yang memiliki arti tertentu di setiap kalimat nya. Paragraf memiliki kerangka atau strukturnya tersendiri agar si pembaca dapat memahami jalan cerita pada suatu kalimat. Itu mengapa sangat penting bagi kita untuk memahami penempatan kalimat pembuka, kalimat klimaks, dan kalimat penutup pada suatu paragraph.
A. Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang? B. Apakah kalimat kalimat kalimat memiliki keunikan dan kekuatan untuk membangun cerita? Buku kkpk yang rahasia mama Tolong dibantu y
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apresiasi puisi merupakan perenungan dan penghormatan terhadap keindahan bahasa yang tersirat di dalam kata-kata. Puisi telah menjadi bagian integral dari budaya manusia sejak zaman kuno, dan kekuatannya terletak pada kemampuannya untuk menyampaikan emosi, memicu pemikiran, dan mengekspresikan pengalaman manusia dengan cara yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi arti penting apresiasi puisi, dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana kita dapat memperdalam pemahaman dan kecintaan kita terhadap puisi. Apresiasi puisi bisa dimulai dengan memperhatikan kata-kata yang digunakan oleh pengarang dalam karya sastranya. Kata-kata tersebut harus dipilih dengan seksama guna menciptakan makna dan imaji yang tepat serta memperindah bahasa dalam puisi tersebut. Kata-kata yang dipilih bisa saja sederhana, tetapi pengolahannya harus tepat. Penggunaan kata-kata yang tepat akan menambah keindahan dan kekuatan bahasa dalam Apresiasi PuisiApresiasi puisi melibatkan pemahaman mendalam dan penghargaan terhadap elemen-elemen puisi seperti gaya penulisan, ritme, rima, dan imaji. Hal ini membantu kita memahami pesan yang disampaikan oleh penyair dan memberikan jendela ke dalam kehidupan, perasaan, dan pemikiran mereka. Puisi juga dapat merangsang imajinasi kita dan membantu kita memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita dengan cara yang baru dan menarik. Apresiasi puisi membantu kita melihat keindahan dalam kata-kata dan memperkaya kehidupan kita melalui pengalaman estetika yang Apresiasi Puisi dalam Kehidupan Sehari-hariApresiasi puisi memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, puisi memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mengangkat semangat kita. Ketika kita terhubung dengan kata-kata yang indah dan emosi yang kuat dalam puisi, kita merasakan kedalaman perasaan manusia yang universal, yang dapat memotivasi dan membangkitkan semangat kita. Kedua, apresiasi puisi memperluas wawasan kita tentang keindahan bahasa. Puisi mengekspresikan pemikiran dan emosi dengan cara yang tidak biasa dan mengejutkan, menggabungkan kata-kata dengan imaji yang kuat. Dengan memahami dan mengapresiasi puisi, kita dapat belajar menghargai kekayaan dan keindahan dalam penggunaan bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Ketiga, apresiasi puisi dapat menjadi bentuk terapi atau penghiburan. Puisi sering kali menjadi media bagi penyair untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dalam bentuk lain. Membaca puisi yang menggugah emosi dapat membantu kita merenungkan dan memproses pengalaman pribadi yang mungkin sulit untuk Apresiasi PuisiAda beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengapresiasi puisi. Pertama, kita dapat melihat struktur dan gaya puisi. Apakah puisi tersebut menggunakan rima, ritme, atau pola tertentu? Apakah gaya penulisan puisi tersebut formal atau informal? Mengamati aspek-aspek ini membantu kita memahami bagaimana penulis menggunakan alat-alat bahasa untuk menciptakan efek tertentu dalam puisinya. Kedua, kita perlu memperhatikan kata-kata yang digunakan dalam puisi. Pilihan kata penulis dapat menciptakan suasana yang berbeda dan mempengaruhi cara kita memahami puisi. Apakah kata-kata itu sederhana atau kompleks? Apakah ada penggunaan metafora atau perbandingan yang menarik? Menganalisis kata-kata ini membantu kita menemukan makna yang lebih dalam di balik puisi. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan tema dan makna puisi. Apa pesan yang ingin disampaikan oleh penulis? Apakah puisi itu menggambarkan perasaan cinta, kesedihan, atau keindahan alam? Menyelami makna ini membantu kita menghargai puisi secara lebih luas dan mendalam. Dengan menggali pengalaman puitis, kita akan menemukan keajaiban dan pesona kata-kata yang tak Bahasa dan ImagerySalah satu hal terkagum-kagum dari puisi adalah keindahan bahasa dan kemampuannya untuk menciptakan gambaran yang hidup di dalam pikiran pembaca. Puisi memanfaatkan pilihan kata yang teliti, ritme, dan irama untuk menciptakan musik kata-kata yang memikat hati dan membangkitkan emosi. Artikel ini akan menjelajahi kekuatan bahasa dalam puisi, termasuk penggunaan imaji, perumpamaan, dan metafora untuk menciptakan gambaran visual yang kuat. Hal ini membedakan puisi dari bentuk sastra lainnya dan memberikan kesempatan bagi pembaca untuk meresapi dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Contoh puisi dari penyair terkenal akan digunakan untuk menggambarkan kekuatan ekspresif dan artistik sebagai Sarana EkspresiPuisi adalah medium yang kuat untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan pengalaman manusia. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana puisi memungkinkan penyair untuk menjelajahi kompleksitas emosi manusia dengan cara yang tidak terbatas oleh konvensi sastra lainnya. Puisi memungkinkan kita merenungkan kehidupan, cinta, kehilangan, keindahan alam, dan segala hal di antaranya dengan cara yang menggugah pikiran. Dalam mengapresiasi puisi, kita akan menyaksikan kekuatan puisi dalam membangun jembatan antara individu-individu yang berbeda dan merayakan keanekaragaman pengalaman manusia. Puisi seringkali mengandung makna yang lebih dalam, yang mungkin tidak langsung dapat kita tangkap, dan ini menantang kita untuk memecahkan teka-teki kata-kata sebagai SumberPuisi adalah sumber inspirasi yang tak terbatas. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana puisi mempengaruhi pembaca, mendorong mereka untuk melihat dunia dengan mata yang baru, dan merangsang imajinasi mereka. Puisi dapat memberikan penghiburan, harapan, dan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan. Kita akan melihat bagaimana puisi dapat memberi kekuatan kepada individu dan mengubah pandangan mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar dan Kekuatan Kata-kataKata-kata dalam puisi memiliki kekuatan yang besar. Penyair memilih kata-kata dengan hati-hati, mengeksplorasi berbagai makna dan konotasi yang mungkin terkandung di dalamnya. Dalam puisi, kata-kata dapat menjadi simbol, menggambarkan perasaan dan pengalaman dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh kata-kata biasa. Sebagai pembaca, kita harus merenungkan makna yang mungkin tersembunyi di balik kata-kata tersebut dan mencoba memahami perspektif penyair. Selain itu, keindahan kata dalam puisi juga dapat ditunjukkan dengan memperhatikan gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang. Beberapa contoh gaya bahasa yang sering digunakan dalam puisi antara lain metafora, simbol, personifikasi, dan lain sebagainya. Penerapan gaya bahasa tersebut mampu memberikan makna yang lebih dalam dan memperindah bahasa dalam puisi. Tidak hanya menggunakan gaya bahasa, keindahan kata dalam puisi juga bisa ditemukan dalam penggunaan majas. Salah satu contoh majas yang sering digunakan dalam puisi adalah perumpamaan. Melalui perumpamaan, pengarang tidak hanya mampu menggambarkan suatu objek atau peristiwa dengan lebih tepat, tetapi juga menambah keindahan bahasa dalam Apresiasi PuisiLangkah-langkah apresiasi puisi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaituMembaca puisi secara utuhMenemukan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi tema, nada, rasa, amanatMelibatkan daya khayal dalam isi puisiMenemukan manfaat puisi dalam kehidupan sehari-hariDalam melakukan apresiasi puisi, kita harus membaca puisi secara utuh agar dapat memahami isi puisi secara keseluruhan. Kemudian, kita dapat menemukan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi seperti tema, nada, rasa, dan amanat. Setelah itu, kita dapat melibatkan daya khayal dalam isi puisi untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya. Terakhir, kita dapat menemukan manfaat puisi dalam kehidupan sehari-hari. Selain memperhatikan penggunaan kata, keindahan pada puisi juga dapat ditunjukkan dengan memperhatikan gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang. Beberapa contoh gaya bahasa yang sering digunakan dalam puisi antara lain metafora, simbol, personifikasi, dan lain sebagainya. Penerapan gaya bahasa tersebut mampu memberikan makna yang lebih dalam dan memperindah bahasa dalam dengan itu, keindahan bahasa dalam puisi juga bisa dilihat dengan memperhatikan pemilihan majas yang digunakan. Salah satu contoh majas yang sering digunakan dalam puisi adalah perumpamaan. Melalui perumpamaan, pengarang tidak hanya mampu menggambarkan suatu objek atau peristiwa dengan lebih tepat, tetapi juga menambah keindahan bahasa dalam puisi. Puisi merefleksikan kehidupan dalam segala keindahannya. Dalam bagian ini, kita akan melihat bagaimana puisi menggambarkan momen-momen yang penting dan pengalaman manusia dengan kejelian dan kepekaan yang luar biasa. Puisi memberikan wawasan tentang keindahan alam, cinta, perjalanan hidup, kehilangan, dan perjuangan manusia. Dalam mengapresiasi puisi, kita memperoleh kebijaksanaan dan pemahaman tentang dunia di sekitar kita, serta menghargai kehidupan dalam segala puisi membawa kita pada perjalanan ke dalam kata-kata yang menggetarkan jiwa. Melalui puisi, kita menemukan keindahan bahasa yang mendalam, mengungkapkan dan menghargai emosi manusia, serta menggambarkan kehidupan dengan kepekaan dan imajinasi yang tak terbatas. Puisi memberikan kebebasan interpretasi dan merayakan keanekaragaman perspektif. Dalam menjelajahi puisi, kita menemukan kekayaan kreativitas dan kearifan yang tersembunyi dalam setiap bait. Jadi, mari kita berjalan melalui pintu puisi dan merasakan pesona dan keajaiban kata-kata yang menenangkan, memotivasi, dan menginspirasi jiwa kita. Apresiasi puisi adalah jendela ke dunia keindahan kata-kata dan ekspresi emosi yang mendalam. Apresiasi puisi melibatkan lebih dari sekadar membaca kata-kata yang tertulis di atas kertas. Melalui pemahaman dan interpretasi yang mendalam, kita dapat merasakan kekuatan dan keindahan puisi. Dengan menghargai makna dan kekuatan kata-kata, kita memasuki dunia sastra yang memperkaya jiwa dan memperluas wawasan kita. Puisi adalah seni yang melampaui batas-batas bahasa dan menciptakan ikatan emosional yang kuat antara penyair, karya mereka, dan pembaca. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
PILIHAN KATA DIKSI Pengertian Diksi atau Pilihan kata Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana. Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti • Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan. • Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya. • Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti. Contoh Paragraf 1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian. 2. Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang. Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya. Syarat-Syarat Pemilihan Kata 1. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil denotatif tetapi kamar kecil berarti juga jamban konotatif. Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif. 2. Makna Umum dan Khusus Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya. Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya. Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat. Misalnya Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas. 3. Kata abstrak dan kata konkret. Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat. 4. Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata. 5. Kata Ilmiah dan kata popular Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus. Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi. Agar dapat memahami perbedaan antara kata ilmiah dan kata populer, berikut daftarnya Kata Ilmiah Kata populer Analogi Kiasan Final Akhir Diskriminasi perbedaan perlakuan Prediksi Ramalan Kontradiksi Pertentangan Format Ukuran Anarki Kekacauan Biodata biografi singkat Bibliografi daftar pustaka C. Pembentukan Kata Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. 1. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis misalnya. 1. Penanggalan awalan meng- 2. Penanggalan awalan ber- 3. Peluluhan bunyi /c/ 4. Penyengauan kata dasar 5. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh 6. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir 7. Padanan yang tidak serasi 8. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap 9. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman 10. Penggunaan kata yang hemat 11. Analogi 12. Bentuk jamak dalam bahasa indonesia 2. Definisi Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan. Contoh definisi Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari 1. Definisi nominalis Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi. Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif. 2. Definisi realis Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu – Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda definisi analitik dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia definisi konotatif. – Definisi diskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi. 3. Definisi praktis Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga macam yaitu – Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati. – Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan tujuannya. – Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain. 4. Kata Serapan Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu – Keteraturan bahasa analogi dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya. – Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa anomali dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya. 5. Analogi Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. 6. Anomali Indonesia Aslinya bank bank Inggris Intern intern Inggris qur’an qur’an Arab jum’at jum’at Arab Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah bank=nk, jum’at=’. Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh Indonesia Aslinya Expose Expose Export Export exodus Exodus Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya Indonesia Aslinya Federalisme federalism Inggris Bilingual bilingual Inggris Dedikasi dedication Inggris Edukasi education Inggris Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni masalah makna dan relasi makna. sebuah kata / sebuah kalimat mrpkan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut Chaer, 1994 60 terbagi atas beberapa kelompok yaitu a. Makna Leksikal dan makna Gramatikal Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit Tikus itu mati diterkam kucing. Makna Gramatikal adalah untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “ banyak buku.” b. Makna Referensial dan Nonreferensial Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh Kata meja dan kursi bermakna referen. Kata karena dan tetapi bermakna nonreferensial c. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping. d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis. e. Makna Kata dan Makna Istilah Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara. f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa g. Makna Kias dan Lugas Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari. KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat. Sistematis dan tidak bertele-tele. Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut Kesepadanan Struktur Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu Memiliki subjek dan predikat yang jelas Contoh Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. Tidak efektif Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour. Efekti Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan Preposisi di depan Subjek. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal. Contoh Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. Tidak Efekti Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. Efektif Kepararelan Bentuk Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina. Contoh Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif. Tidak efektif Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. Efektif Kehematan Kata Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk Contoh Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. Tidak efektif Saya tidak suka buah apel dan duren. Efektif Menghindari kesinoniman dalam kalimat Contoh Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. Tidak efektif Saya hanya memiliki 3 buah buku. Efektif Menghindari penjamakan kata pada kata jamak Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. Tidak efektif Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. Efektif Kecermatan Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda. Contoh Guru baru pergi ke ruang guru. Tidak efektif Guru yang baru pergi ke ruang guru. Efektif Ketegasan Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif. Meletakan kata kunci di awal kalimat Contoh Sudah saya baca buku itu. Tidak efektif Buku itu sudah saya baca. Efektif Mengurutkan kata secara bertahap. Contoh Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. Tidak efektif Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur. Efektif Kepaduan Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Contoh Budi membicaran tentang pengalaman liburannya. Tidak efektif Budi membicarak pengalaman liburannya. Efekti Kelogisan Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD. Contoh Waktu dan tempat kami persilahkan! Tidak efektif Bapak kepala sekolah kami persilahkan! Efekti Demikianlah prinsip-prinsip dalam kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada pendengar atau pembacanya. Contoh-contoh kalimat efektif Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah. Dia memakai baju merah. Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas itu bagi saya sangat mudah. Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015. Saya sedang membuat nasi goreng. Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan. ALINEA/PARAGRAF Pengertian Paragraf Beberapa pengertian paragraf menurut ahli, diantaranya “Alenia atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat” Lamuddin Finoza, 2004149. “Alenia atau paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan” Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, 1988 144. ” Alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat… merupakan himpunan dari kalimatyang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan Gorys Keraf, 197962. Manfaat Paragraf/Alinea Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan. Unsur-Unsur Paragraf Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Unsur-Unsur Paragraf Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Deduktif kalimat utama diletakan di awal alinea Induktif kalimat utama diletakan di akhir anilea Variatif kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea Deskriptif/naratif kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul kepala karangan, untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu Provokatif menarik Berbentuk frase Relevan sesuai dengan isi Logis Spesifik Ciri-Ciri Kalimat Utama Dan Penjelas Ciri kalimat utama Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi. Ciri kalimat pendukung Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik. Tujuan Pembentukan Paragraf Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal. Struktur Paragraf Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. Syarat-Syarat Paragraf Kesatuan Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Koherensi Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan sistematika urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa kelompok kata dalam bermacam-macam hubungan. Macam-Macam Paragraf Eksposisi Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Contoh Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. Argumentasi Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti. Contoh Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton 1992 bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana. Deskripsi Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut. Contoh Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna. Persuasi Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. Contoh Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai. Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi. Contoh Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia. Paragraf dalam Sebuah Karangan Paragraf pembuka Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Contoh paragraf pembuka Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan. Paragraf penghubung Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang. Paragraf penutup Paragraf penutup biasanya berisi simpulan untuk argumentasi atau penegasan kembali untuk eksposisi mengenai hal-hal yang dianggap penting. Contoh paragraf penutup Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama Paragraf deduktif Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. Contoh paragraf deduktif Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. Paragraf induktif Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. Contoh paragraf induktif Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien. Paragraf campuran Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali. Contoh paragraf campuran Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi. Macam-macam paragraf berdasarkan isi Paragraf deskripsi Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita. Contoh paragraf deskripsi Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Paragraf proses Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks. Paragraf efektif Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat. Paragraf merupakan sebuah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok dalam bentuk rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk kohesi dan makna koherensi. Berikut ini merupakan pola pengembangan paragraf, yaitu Perkembangan Alinea 1 Pola paragraf definisi merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf definisi biasanya menggunakan sebuah konjungsi adalah, ialah, yaitu yang dicantumkan pada paragraf supaya lebih mudah dimengerti. Contoh Pola Pengembangan Paragraf Definisi Apakah itu Intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan komputer yang berbasis protokol TCPTransfer Control Protokol atau IPInternet Protokol seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internetWARNET pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet menggunakan semua protocol TCPTransfer Control Protokol atau IPInternet Protokol dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet memiliki “private” internet. 2 Pola paragraf sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian pengembangannya, ataupun sebaliknya. Contoh Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat Jika kita sering berolahraga dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi darah. 3 Pada pola paragraf proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu urutan langkah. Contoh Pola Pengembangan Paragraf Proses Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi. Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya. Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin. Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam. 4 Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya. Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh Sebagai seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya. Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah. 5 Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan. Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya. Sumber
Dengan pemetaan kamu dapat merinci dan meringkas pokok-pokok isi buku yang kamu baca. Dengan alur-alur yang diberi label kata kunci tertentu dan gambar kamu dapat membayangkan dan memahami keseluruhan rangkuman yang kamu buat tanpa harus menghafal. Menarik bukan?KEGIATAN KRITIS-KREATIFBacalah dua buah buku nonfiksi! Buatlah peta pikiran dari buku yang kamu buat! Buatlah komentar berdasarkan jawabanmu terhadap pertanyaan berikut! 1 Ambil dan baca kembali hasil bacaanmu pada unit-unit sebelumnya 2 Buat rangkuman dalam bentuk pemetaan sekreatif mungkin!KomentarPada bagian ini kamu akan belajar menelaah hubungan unsur buku dan penggunaannya dalam membuat komentar buku. Selamat belajar mengomentari dengan jujur dan santun!1. Unsur-unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi yang DapatDikomentariUnsur Buku Nonfiksi yang dapat dikomentari 1 Bagian cover buku 2 Rincian subbab buku 3 Judul subbab 4 Isi buku 5 Cara menyajikan isi buku 6 Bahasa yang digunakan 7 SistematikaUnsur Buku Fiksi 1 Bagian cover buku 2 Rincian subbab buku 3 Judul subbab282 Kelas VII SMP/MTs4 Tokok dan penokohan 5 Tema cerita 6 Bahasa yang digunakan 7 Penyajian alur cerita2. Pertanyaan Pemandu untuk MengomentariMengomentari isi buku sebenarnya adalah bagian dari kegiatan membuat resensi buku yang akan dipelajari di kelas yang lebih tinggi. Yang dinilai adalah segi kelebihan dan kekurangan buku Hal-hal yang bisa dikomentari pada buku fiksi dan nonfiksi dipaparkan berikut. Langkah untuk dapat menilai buku nonfiksi adalah dengan membaca buku yang akan dinilai. Saat membaca, jawablah pertanyaan berikut • Apa judul dan tema buku? • Apa bidang ilmu yang dibahas dalam buku? • Apa garis besar isi buku? Apa isi tiap bab? • Apakah buku ditunjang oleh gambar/foto, ilustrasi, tabel. grafik? Apakah cukup membantu memperjelas? • Bagaimana penulis merinci menjadi subbab buku? Apakah sistematika mudah diikuti? • Apakah bahasanya mudah dipahami? • Bagaimana penulis membuka dan mengakhiri tulisannya?Buku fiksiLangkah untuk dapat menilai buku fiksi adalah dengan membaca buku yang akan dinilai. Saat membaca, jawablah pertanyaan berikut • Bagaimana judul dan tema dikembangkan? Apakah ada keunikan? • Bagaimana pengarang mengembangkan latar cerita? • Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh? • Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang? • Apakah kalimat-kalimatnya memiliki keunikan dan kekuatan untuk membangun cerita? • Tokoh mana yang paling kamu sukai dan mengapa?Bahasa Indonesia 283
bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang