Home/ Pendidikan / bahan berikut yang memiliki ekstrak anti asam urat adalah kulit. Editor 2 Juni 2022 Leave a comment 29 Views. bahan berikut yang memiliki ekstrak anti asam urat adalah kulit . jawabannya kulit bawang putih. Artikel Terkait: berikut beberapa keuntungan penyampaian ceramah dengan teks kecuali. Melinjodikenal sebagai tanaman yang memicu peningkatan kadar asam urat, namun berbagai kandungan senyawa dalam kulit melinjo diduga dapat menurunkan kadar asam urat. Kulit melinjo yang memiliki daya inhibisi terhadap aktivitas xantin oksidase terbesar dalam penelitian Wulandari (2012) adalah ekstrak etanol kulit melinjo muda mentah dan direbus. Karenaitu, sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan tersebut untuk membantu mengurangi asam urat dalam tubuh. Selain itu penderita asam urat juga sangat disarankan untuk meminum air putih dalam jumlah yang banyak untuk membantu proses pembuangan kristal asam urat melalui air seni. Obat Asam Urat Herbal Yang Direkomendasikan. 1. Kandungandan Khasiat Kulit Melinjo. Ternyata, pada kulit melinjo juga terdapat banyak nutrisi penting. Ini dia kandungan dan khasiat pada kulit melinjo: Beta karoten: Antioksidan yang jika dikonsumsi tubuh akan berubah menjadi vitamin A. Kalsium dan Fosfor: Menjaga kepadatan tulang dan gigi, mencegah osteoporosis, dan membantu kerja otot. Meskipunmasih banyak yang menganggapnya sebagai mitos belaka, namun kulit melinjo memang mengandung senyawa bioaktif yang menstabilkan kadar asam urat dalam tubuh. Zat antioksidan sebagai senyawa bioaktif dapat bertindak seperti obat asam urat jenis urikostatik, yaitu allopurinol. Baca juga: Lakukan 4 Pantangan agar Asam Urat Tidak Kambuh. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Halodoc, Jakarta - Jika mengonsumsi buah melinjo diketahui dapat menyebabkan penyakit asam urat, maka mengonsumsi kulit melinjo dapat mencegah atau menurunkan kadar asam urat. Kulit melinjo bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat karena mengandung senyawa yang berfungsi untuk menghambat enzim bernama xantin-oksidase, yaitu enzim yang menyebabkan terjadinya pensintesis asam urat. Meskipun masih banyak yang menganggapnya sebagai mitos belaka, namun kulit melinjo memang mengandung senyawa bioaktif yang menstabilkan kadar asam urat dalam tubuh. Zat antioksidan sebagai senyawa bioaktif dapat bertindak seperti obat asam urat jenis urikostatik, yaitu allopurinol. Baca juga Lakukan 4 Pantangan agar Asam Urat Tidak KambuhKandungan Kulit Melinjo yang Bermanfaat untuk Asam UratMelansir dari laman Litbang Pertanian Sulawesi Barat, melinjo dapat berfungsi sebagai antigout anti-asam urat, namun bukan memakan dagingnya. Hasil penelitian Universitas Negeri Malang menunjukkan bahwa metabolit sekunder pada melinjo Gnetum gnemon mampu menghambat kerja xantin oksidase dalam asam urat. Xantine oksidase adalah enzim yang mensintesis asam urat. Hal ini juga terdapat pada allopurinol, obat penurun asam urat yang biasa dikonsumsi masyarakat. Sama seperti allopurinol, zat tersebut dapat menghambat xantin oksidase karena memiliki struktur yang mirip dengan xiantine. Selain itu, ditemukan juga bahwa ekstrak etanol dari kulit mentah melinjo yang direbus pada konsentrasi 100 ppm dapat menghambat dan merusak kinerja xantine oksidase dengan asam urat allopurinol setara 19,9 ppm. Namun, kulit rebusan melinjo memiliki kemampuan dua kali lebih baik dibandingkan allopurinol. Baca juga Benarkah Makan Tahu Tempe Memicu Asam Urat?Penelitian empiris juga mengungkapkan bahwa kulit melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, flavonoid, saponin, dan polifenol sebagai antioksidan untuk meningkatkan aktivitas penghambat xantin perebusan dapat meningkatkan aktivitas antioksidannya. Sebab metabolit sekunder pada kulit melinjo cukup efektif untuk mencegah dan mengobati asam urat. Mengonsumsi kulit melinjo dalam jangka panjang juga dianggap aman dibandingkan allopurinol atau obat kimia lainnya, karena tidak menimbulkan efek samping bagi ginjal dan organ tubuh lainnya. Cegah Asam Urat Sejak Usia MudaMakanan adalah faktor utama pemicu naiknya kadar asam urat dalam darah. Untuk mencegah asam urat di usia muda, kamu bisa menghindari sejumlah makanan yang dipantang, sepertiMakanan laut. Makanan ini memiliki banyak manfaat, tapi tidak bagi pengidap asam urat, karena mengandung tinggi purin. Beberapa makanan laut yang perlu dihindari yaitu kerang, ikan teri, sarden, tuna, tiram, udang, lobster, atau merah. Daging merah seperti daging sapi, daging domba, dan daging babi perlu dihindari karena mengandung tinggi purin. Ganti daging merah dengan sumber protein nabati, seperti tahu dan unggas. Daging unggas seperti ayam dan bebek masih terbilang aman untuk dikonsumsi para pengidap asam urat. Sedangkan daging unggas yang perlu dihindari adalah daging kalkun dan Makanan yang perlu dihindari selanjutnya adalah hati sapi, otak sapi, usus ayam, atau jeroan juga Lakukan 4 Pantangan agar Asam Urat Tidak KambuhJika kamu mempunyai riwayat asam urat, sebaiknya lebih waspada dalam menjaga kesehatan tubuh. Terapkan pola makan dan gaya hidup sehat untuk mencegah penumpukan asam urat dalam langkah pencegahan asam urat di usia muda sudah kamu lakukan namun tidak membuat kamu terhindar dari penyakit ini, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk menentukan perawatan yang tepat. Yuk, download aplikasi Halodoc agar sehat lebih nyaman. ReferensiAssessment Institute for Agricultural Technology West Sulawesi. Diakses pada 2020. Melinjo Skin to Prevent GoutInstitut Pertanian Bogor. Diakses pada 2020. Efektivitas Kulit Melinjo Gnetum gnemon sebagai Penurun Kadar Asam Urat pada Tikus Putih Rattus norvegicus Clinic. Diakses pada 2020. Gout diet What's Allowed, What's Diakses pada 2020. Gout Diet Foods to Eat and Those to Avoid. JAKARTA - Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Mamalia selain primata tingkat tinggi memiliki uratase yang mampu mengubah asam urat menjadi alantoin yang merupakan produk larut air. Manusia tidak memiliki uratase, sehingga produk akhir metabolisme purin adalah asam urat. Kadar asam urat yang melebihi batas kelarutannya, akan menyebabkan kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendi yang disebut gout. Pengobatan gout umumnya dilakukan dengan obat yang dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Salah satu obat sintetis yang digunakan untuk terapi asam urat adalah allopurinol. Obat ini memiliki beberapa efek samping, seperti demam, menggigil, leukopenia, serta gangguan pencernaan. Perlu adanya obat alternatif yang memiliki aktivitas pengobatan lebih baik dan rendah efek samping. Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan umumnya memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia. Atas hal tersebut Chintia Ayu Puspita mahasiswa Institut Pertanian Bogor IPB melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian PKM-P bersama tim yang terdiri dari Syfa Zulaeha, dan Dandung Wasana terdorong melakukan penelitian untuk mencari bahan potensial alami penurun kadar asam urat dari bahan kulit melinjo.“Kalau dalam istilah keseharian orang menyebut asam urat itu penyakit, padahal asam urat itu senyawa bukan penyakitnya, penyakitnya itu namanya pirai kalo dalam ilmiahnya gout. Pirai itu sendiri karena kadar asam urat dalam darahnya tinggi. Manusia membutuhkan asam urat sebagai anti-oksidan, apabila kadarnya berlebihan dalam tubuh lama-lama akan mengkristal akhirnya mengendap bisa di persendian, ginjal dan jantung,” ungkap mahasiswi Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA IPB ini dalam keterangan pers diterima Selasa 6/13.Melinjo dikenal sebagai tanaman yang memicu peningkatan kadar asam urat, namun berbagai kandungan senyawa dalam kulit melinjo diduga dapat menurunkan kadar asam urat. Kulit melinjo yang memiliki daya inhibisi terhadap aktivitas xantin oksidase terbesar dalam penelitian Wulandari 2012 adalah ekstrak etanol kulit melinjo muda mentah dan direbus. “Alasan kami memakai kulit melinjo adalah karena melinjo itu sendiri kan mengandung purin yang tinggi, jadi anggapan masyarakat apapun komponen melinjonya misalkan daunnya, kulitnya, bijinya itu bisa meningkatkan kadar asam urat, padahal kulit melinjonya sendiri itu memiliki fungsi kebalikannya. Sebenarnya yang bisa menaikkan kadar asam urat itu cuma bijinya, kalau kulitnya malah dapat menurunkannya,” tutur menambahkan, selama ini belum pernah ada yang meneliti secara invivo. “Sebenarnya sudah ada penelitian tentang kandungannya. Kandungan yang dapat menurunkannya itu flavonoidnya, dan ternyata itu tinggi di kulit melinjo yang muda makanya kita pilih selain untuk mengubah anggapan masyarakat itu tadi,” ujarnya. Uji cobaTim ini melakukan percobaan dengan menggunakan 25 ekor tikus putih Rattus norvegicus jantan. “Kita menggunakan hewan uji coba secara langsung, kita gunakan tikus putih. Awalnya kulit melinjo kita keringkan dan kita bikin ekstrak. Bikin ekstraknya kita pakai cara maserasi, itu simpel cuma dikasih pelatuknya terus di-shaker selama 3 kali 24 jam lalu dipekatkan. Ekstraknya berbentuk pasta. Setelah pekat, itulah yang kita gunakan untuk perlakuan dicekokin ke tikusnya,” ujar 25 ekor tikus dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok standar yang terdiri dari 5 ekor tikus dan kelompok yang terdiri dari 20 ekor tikus. Kelompok standar diberikan pakan standar. Kelompok 20 ekor tikus dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kontrol negatif dan kontrol positif terdiri dari 5 ekor tikus yang diberi pakan tinggi purin dan allopurinol. Kelompok kontrol negatif terdiri dari 5 ekor tikus yang diberi pakan tinggi kadar purin tanpa diberi ekstrak kulit buah melinjo maupun allopurinol. Kelompok perlakuan merupakan kelompok tikus yang diberikan pakan tinggi purin dan juga ekstrak kulit buah melinjo. Kelompok perlakuan dibagi kembali menjadi dua kelompok berdasarkan dosis ekstrak kulit buah melinjo menurut Safwan 2016, yaitu dosis mg/kgBB dan mg/kgBB dengan masing-masing dosis diberikan pada 5 ekor tikus.“Perlakuannya itu beda-beda, kelompok tikus normal itu tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif perlakuannya dikasi obat sintetis allopurinol, kontrol negatif tidak diberi obat. Kemudian kelompok perlakuan dosis satu diberi obat yang kita uji, kelompok dosis dua sama tapi dosis ekstraknya dua kali lipat dari dosis pertama. Pemberiannya itu dicekok oral. Setelah diberi perlakuan ditunggu satu jam, lalu dicek darah untuk melihat penurunan kadar asam uratnya, yang diberi ekstrak dengan yang diberi obat itu lebih efektif mana dalam menurunkan kadar asam urat. Setelah itu kita uji menggunakan kit terus tikusnya dihistopatologi untuk melihat gout-nya. Saat ini kita masih sampai tahap induksi,” dibagi menjadi masa adaptasi selama dua minggu dan perlakuan selama empat minggu. Selama percobaan dilakukan pengukuran bobot dan pengambilan darah satu kali seminggu dan dilakukan pengujian darah untuk mengetahui kandungan asam urat pada tikus tersebut. “Untuk tikusnya ada masa adaptasi, induksi dan perlakuan. Masa adaptasi dua minggu dan masa induksi selama tujuh hari. Untuk meningkatkan kadar asam uratnya kita pakai dua cara, pakai hati ayam dan senyawa kalium oksonat yang bisa menghambat enzim urikase, enzim yang dapat mengubah asam urat menjadi senyawa larut air sehingga asam urat tidak mengendap dan dikeluarkan lewat urin, sedangkan tikus itu punya enzim urikase,” ungkap ini diharapkan dapat memicu penelitian lanjutan mengenai pembuatan produk obat herbal dari kulit buah melinjo untuk penderita gout serta memberikan kontribusi dalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. “Harapannya semoga hasil kita ini bagus, bisa terbukti bahwa kulit melinjo bisa menurunkan kadar asam urat. Inovasi selanjutnya bisa dijadikan produk makanan atau apa pun yang bisa dikonsumsi manusia,” tutur Chintia. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Curcumin adalah senyawa kimia antiradang dalam kunyit yang membantu meredakan peradangan. Studi yang diterbitkan pada 2019 oleh jurnal Arthritis Research & Therapy mendapati bahwa curcumin dapat menekan protein yang disebut faktor nuklir-kappa B NF-kappa B dalam uji coba hewan. Protein NF-kappa B adalah zat yang menghasilkan peradangan dalam tubuh. Ketika produksi protein tersebut ditekan, peradangan yang disebabkan oleh pengkristalan asam urat di sendi pun dapat mereda. Sebuah uji coba yang dilakukan pada manusia juga menemukan hal serupa setelah memurnikan ekstrak curcumin menjadi fexofytol. Uji coba tersebut diterbitkan dalam Open Journal of Rheumatology and Autoimmune Diseases pada 2013. Hasilnya, fexofytol efektif memblokir NF-kappa B. Namun, ada baiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan kunyit sebagai obat herbal untuk asam urat. Pasalnya pada beberapa kasus, kunyit dapat menyebabkan efek samping. 3. Cuka apel Keasaman cuka apel disinyalir dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat radang sendi, termasuk asam urat. Pasalnya, cuka dapat meningkatkan alkalinitas kebasaan tubuh dan memiliki sifat antiinflamasi. Berdasarkan penelitian di Jepang pada 2010, pola makan atau makanan tertentu, seperti cuka apel, yang dapat meningkatkan alkalisasi urin dapat pula meningkatkan pembuangan asam urat uric acid dari tubuh. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan uric acid yang merupakan penyebab penyakit asam urat. Untuk bisa mendapat manfaat tersebut, Anda dapat mengonsumsi dua sendok makan cuka apel dalam tiga kali sehari. Untuk mengurangi keasamannya, Anda dapat mencampurkan cuka apel dengan madu, yang juga sama-sama memiliki sifat antiinflamasi. Meski demikian, Anda pun perlu berhati-hati ketika mengonsumsi cuka apel, sebab rasa asam yang tinggi dapat mengikis jaringan kerongkongan dan enamel gigi. Selain itu, cuka apel juga mungkin memiliki interaksi negatif dengan beberapa obat, seperti obat diabetes. Perlu diketahui pula, tidak semua penderita asam urat pun efektif menurunkan kadar uric acid-nya dengan obat alami ini. 4. Biji seledri Penelitian yang dipublikasikan di Molecular Medicine Reports pada 2019 menunjukkan bahwa ekstrak biji seledri memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang bermanfaat bagi penderita asam urat. Penggunaan ekstrak biji seledri disebut dapat mengurangi pembengkakan di sekitar sendi akibat peradangan penyakit asam urat . Biji seledri disebut mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk luteolin dan 3-n-butylphthalide 3nB, yang sudah diteliti bermanfaat untuk mengatasi peradangan dan mengendalikan produksi asam urat. Oleh karena itu, tanaman obat herbal ini diklaim bisa menjadi salah satu cara untuk mengobati asam urat secara alami. Meski demikian, berbagai penelitian mengenai biji seledri dan khasiat asam urat ini baru diuji pada hewan. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia untuk memastikan manfaatnya. 5. Kembang sepatu Kembang sepatu atau hibiscus diyakini dapat menjadi salah satu obat tradisional penurun asam urat. Menurut penelitian tentang kembang sepatu dari Journal of Functional Foods, kadar asam urat pada tikus yang diberikan ekstrak kembang sepatu menurun cukup signifikan. Biasanya ekstrak kembang sepatu dikonsumsi dalam bentuk suplemen tablet atau teh. Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas penggunaannya sebagai obat asam urat herbal pada manusia. 6. Brotowali Melansir ulasan studi dari Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry pada 2017, ekstrak jus batang brotowali dapat menjadi obat herbal alami untuk asam urat. Pasalnya, brotowali diyakini dapat membantu menetralkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Selain itu, penelitian pada 2014 dari Journal Clinical and Evaluation Research menunjukkan brotowali dapat menjadi tumbuhan obat pereda nyeri alami untuk serangan asam urat setelah diuji coba pada tikus. Namun, penelitian ini belum dilakukan pada manusia. Konsultasi ke dokter untuk penggunaan lebih lanjut. 7. Meniran hijau Meniran hijau atau lab grade Chanca Piedra, yang populer sebagai obat herbal untuk batu ginjal dan batu empedu, juga bisa menjadi menjadi salah satu cara untuk menurunkan asam urat secara alami. Meniran hijau dipercaya dapat menghambat produksi asam urat berlebih dalam tubuh, sekaligus memecah dan membilas penumpukan kristal asam urat. Dengan begitu, obat alami ini dapat mencegah terjadinya serangan asam urat. Namun, konsultasikan dulu pada dokter sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional asam urat. Pasalnya, belum ditemukan jelas penelitian yang menyatakan bahwa meniran hijau dapat menjadi obat tradisional asam urat yang benar-benar ampuh dan bebas efek samping. 8. Tanaman jelatang Tanaman jelatang stinging nettle, atau dalam bahasa latin disebut sebagai urtica dioica, adalah tanaman herbal yang dipercaya dapat menjadi obat tradisional untuk asam urat. Dilansir dari Arthritis Foundation, sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa ekstrak tanaman jelatang mengandung zat antiradang bernama hox alpha, yang dapat menekan pelepasan sitokin sebagai pemicu peradangan pada persendian. Selain itu, jelatang juga kaya akan kalium, kalsium, dan magnesium, yang dapat membantu mengobati asam urat secara alami. Anda dapat mengonsumsi ekstrak tanaman jelatang dalam bentuk kapsul, tablet, teh, atau daun utuh. Dalam bentuk kapsul atau tablet, sebaiknya konsumsi sebanyak mg setiap hari, sedangkan untuk teh sebanyak satu cangkir dalam tiga kali sehari. Anda pun bisa menempelkan daun jelatang langsung ke area sendi yang terkena asam urat untuk mengurangi peradangan. 9. Bunga dandelion Teh atau ekstrak bunga dandelion dipercaya bisa jadi ramuan obat herbal untuk membantu mengatasi asam urat. Penelitian tahun 2016 dari jurnal Reinal Failure menemukan bahwa bunga dandelion dapat menurunkan kadar asam urat pada penderita yang berisiko sakit ginjal. Namun, hal ini belum ditemukan kebenarannya secara medis. Masih dibutuhkan banyak penelitian lagi untuk memastikan manfaat bunga dandelion untuk mengatasi asam urat. terjawab • terverifikasi oleh ahli Bagian dari melinjo yang memiliki ekstrak anti asam urat adalah Kulit Buah Melinjo yang mampu menghambat kinerja kerja xantin oksidase-enzim pensintesis asam urat yang berkhasiat mencegah penyakit asam urat atau gout dan kulit buah melinjo ini juga dapat dikonsumsi bagi semua orang yang menderita penyakit asam urat. Tolong jadikan jawaban terbaik Kulit dan daun nya yang muda biasa di sebut daun so ArticlePDF AvailableAbstractABSTRAK Enzim xantin oksidase adalah enzim yang berperan sebagai katalisator dalam proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat. Asam urat adalah produk dari metabolisme purin yang mengendap di persendian dan membentuk kristal sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kaku, menyebabkan pembesaran dan penonjolan sendi. Obat sintetik yang biasa digunakan untuk mengatasi asam urat adalah allopurinol. Allopurinol bekerja menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya xantin dan hipoxantin. Akan tetapi allopurinol memiliki beberapa efek samping, kadang–kadang terjadi toksisitas pada gastrointestinal dan meningkatkan serangan akut gout pada awal terapi. Oleh karena itu, banyak masyarakat memanfaatkan tanaman obat sebagai anti asam urat karena memiliki efek samping yang relatif kecil, mudah didapatkan, dan harganya relatif murah dibandingkan dengan obat sintesis. Kulit kayu secang Caesalpinia sappan L., ternyata memiliki kemampuan sebagai anti asam urat. Hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit kayu secang mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 56,47%, sementara allopurinol mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 87,47%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kulit kayu secang memiliki aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional anti asam urat. Kata kunci xantin oksidase, kulit kayu secang, asam urat ABSTRACT Xanthine oxidase is an enzyme that act as catalyst in the process of oxidizing hypoxanthine to become xanthine and then into uric acid. Uric acid is the product of metabolism of purine that settles in the joints and form crystal that sparks great pain and stiffness, also an enlargement and protrusion of swollen joints. As synthetic drug commonly used to overcome uric acid is allopurinol. Allopurinol work by inhibiting the formation of uric acid precursor xanthine and hypoxanthine, however allopurinol have few side effects, sometimes occurs in gastrointestinal toxicity and increase gout attack acute at the beginning of therapy. Hence, many people use medicinal plants as anti uric acid because it has less side effects, easy to get and are relatively inexpensive as opposed to synhesis medicine. Bark of secang Caesalpinia sappan L..have the capability to inhibit of the activity of the xanthine oxidase until 56,473%, while allopurinol capable of inhibiting the activity of the xanthine oxidase until 87,474%. The result of this research proves that bark of secang having activity to inhibit of xanthine oxidase, so that it can be used as traditional medicines for anti uric acid. Keywords xanthine oxidase, bark of secang, inhibitory activity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 12 KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 32, 12-17 p-ISSN 2354-6565 / e-ISSN 2502-3438 Pertamawati dan Hardhiyuna UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE TERHADAP EKSTRAK KULIT KAYU SECANG Caesalpinia sappan L. Pertamawati & Mutia Hardhiyuna Pusat Teknologi Farmasi dan Medika-LAPTIAB-BPPT Kawasan PUSPIPTEK Serpong – Banten Selatan Corresponding author email ; pertamawatikartakusumah ABSTRAK Enzim xantin oksidase adalah enzim yang berperan sebagai katalisator dalam proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat. Asam urat adalah produk dari metabolisme purin yang mengendap di persendian dan membentuk kristal sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kaku, menyebabkan pembesaran dan penonjolan sendi. Obat sintetik yang biasa digunakan untuk mengatasi asam urat adalah allopurinol. Allopurinol bekerja menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya xantin dan hipoxantin. Akan tetapi allopurinol memiliki beberapa efek samping, kadang–kadang terjadi toksisitas pada gastrointestinal dan meningkatkan serangan akut gout pada awal terapi. Oleh karena itu, banyak masyarakat memanfaatkan tanaman obat sebagai anti asam urat karena memiliki efek samping yang relatif kecil, mudah didapatkan, dan harganya relatif murah dibandingkan dengan obat sintesis. Kulit kayu secang Caesalpinia sappan L., ternyata memiliki kemampuan sebagai anti asam urat. Hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit kayu secang mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 56,47%, sementara allopurinol mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 87,47%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kulit kayu secang memiliki aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional anti asam urat. Kata kunci xantin oksidase, kulit kayu secang, asam urat ABSTRACT Xanthine oxidase is an enzyme that act as catalyst in the process of oxidizing hypoxanthine to become xanthine and then into uric acid. Uric acid is the product of metabolism of purine that settles in the joints and form crystal that sparks great pain and stiffness, also an enlargement and protrusion of swollen joints. As synthetic drug commonly used to overcome uric acid is allopurinol. Allopurinol work by inhibiting the formation of uric acid precursor xanthine and hypoxanthine, however allopurinol have few side effects, sometimes occurs in gastrointestinal toxicity and increase gout attack acute at the beginning of therapy. Hence, many people use medicinal plants as anti uric acid because it has less side effects, easy to get and are relatively inexpensive as opposed to synhesis medicine. Bark of secang Caesalpinia sappan L..have the capability to inhibit of the activity of the xanthine oxidase until 56,473%, while allopurinol capable of inhibiting the activity of the xanthine oxidase until 87,474%. The result of this research proves that bark of secang having activity to inhibit of xanthine oxidase, so that it can be used as traditional medicines for anti uric acid. Keywords xanthine oxidase, bark of secang, inhibitory activity. PENDAHULUAN Xantin oksidase adalah enzim yang berperan sebagai katalisator dalam proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat xantin oxidase merupakan enzim yang mereduksi O2 menjadi H2O2 dalam sitosol dan diperkirakan faktor utama dalam cedera iskemia terutama pada sel mukosa usus. Xantin oksidase merupakan homodimer katalitik subunit independent, adalah enzim yang mengkatalisis hipoxantin Kartika J. Ilm. Far, Des 2015, 32, 12-17 13 Pertamawati dan Hardhiyuna menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat, yang merupakan jalur degradasi purin. Asam urat adalah produk dari metabolisme purin yang mengendap di persendian dan membentuk kristal kecil sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Pada kondisi tertentu dapat terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal yang disebut hiperurisemia Walker dan Edward, 2003. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh tingkat produksi asam urat yang berlebih, ekskresi asam urat melalui ginjal yang berkurang atau kombinasi keduanya Wibowo, 2006. Hiperurisemia yang lanjut dapat berkembang menjadi gout. Gout merupakan jenis penyakit metabolik yang keberadaannya cukup populer dikalangan masyarakat dengan sebutan pirai Price dan Wilson, 2005. Obat sintetik yang biasa digunakan untuk mengatasi asam urat adalah allopurinol. Allopurinol merupakan suatu analog asam urat, bekerja menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya xantin dan hipoxantin dengan menghambat aktivitas enzim xantin oksidase Price dan Wilson, 2005. Akan tetapi allopurinol memiliki beberapa efek samping yaitu kemerahan pada kulit, leukopenia, kadang–kadang terjadi toksisitas pada gastrointestinal dan meningkatkan serangan akut gout pada awal terapi Dipiro dkk., 2005. Oleh karena itu, sekarang masyarakat banyak yang menggunakan tanaman obat sebagai obat tradisional karena memiliki efek samping yang relatif kecil, mudah didapatkan, dan harganya relatif murah dibandingkan dengan obat sintesis. Kulit kayu secang Caesalpinia sappan L. secara empiris dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan penyakit asam urat. Berbagai macam zat yang terkandung dalam kulit kayu secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin. Xu dkk, 1994. Penelitian mengenai efek secang sebagai agen anti hiper urisemia masih dirasakan kurang, padahal potensi biologis secang cukup besar, sehingga dirasakan perlu dilakukan penelitian secang sebagai gen anti hiper urisemia. Tujuan percobaan ini ialah untuk mengetahui kemampuan penghambatan aktivitas enzim Xantin oksidase terhadap sampel ekstrak kulit kayu secang Caesalpinia sappan L.. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan secara metoda statistik analisis varian dan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata antar dua perlakuan digunakan metode Uji Wilayah Berganda Duncan. Hasil percobaan diharapkan dapat memberikan informasi dalam meningkatkan kesehatan dengan mengembangkan Obat Herbal Terstandar OHT. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika – LAPTIAB – TAB – BPPT. METODE Bahan - Bahan utama simplisia kering kulit kayu secang, dihaluskan menjadi potongan-potongan kecil berukuran sekitar 1 mm. - Bahan kimia terdiri dari DMSO Sigma, K2HPO4 Sigma P 0662, NaOH Sigma 221465, HCl Merck, xantin X0626, xantin oksidase Sigma X4375 pelarut perkolasi etanol 96% allopurinol, aquadest bebas CO2 Alat. Peralatan ekstraksi perkolasi perkolator dari Buchi Pump Controller C-610 dan Buchi Pump Module C-610. Peralatan Spektrofotometer Shimadzu Pharmaspec UV 1700. Identifikasi Tanaman. Tanaman secang kulit kayu, dideterminasi di Research Center for Biology, Indonesian Institute for Science LIPI. Pembuatan Ekstrak. - Bahan tanaman dibersihkan, dikeringkan dalam oven pada suhu 55o C dan dihaluskan. Pengeringan dihentikan bila kadar air telah mencapai sekitar 3%. - Simplisia ditimbang sebanyak 20 gram, dibungkus kertas saring sepanjang tabung perkolator bercorong panjang 28 cm diameter 4 cm. Masukkan bungkusan simplisia tersebut dengan cara disumbat kertas saring pembungkus diikat atau digulung di bagian bawah supaya simplisia tidak keluar ketika alat perkolasi 14 Kartika J. Ilm. Far, Des 2015, 32, 12-17 Pertamawati dan Hardhiyuna dijalankan, selanjutnya alat perkolasi tersebut ditutup. - Pelarut dimasukkan ke dalam wadah bejana, pipa palstik kecil dipasangkan dari bejana ke mesin motor perkolator - Mesin motor perkolator dinyalakan sampai simplisia terendam larutan, selanjutnya mesin motor dimatikan dan biarkan perendaman berlangsung selama ½ jam. - Mesin motor dinyalakan kembali da biarkan perkolator bekerja selama 11/2 jam sampai diperoleh ekstrak yang diharapkan. Persiapan Larutan a. Pembuatan larutan dapar kalium fosfat pH 7,5 50 mM - Timbang K2HPO4 40,6 mL = 40,6 mL x 174,18 g/1000 mL = 7,071 g - Timbang K2HPO4 9,4 mL = 9,4 mL x 136,09 g/1000 mL = 1,279 g - Kedalam beaker gelas 1 L, masukkan kedua bahan kimia tersebut, tambah dengan 900 mL aqua bidestilata yang sudah dipanaskan bebas O2 dan CO2. Aduk hingga larut. - Tetapkan pH hingga 7,5 dengan penambahan NaOH 0,1 M/HCl 0,1 M. - Baru di tambahkan dengan aqua bidestilata hingga 1 L. Catatan untuk membuat 500 mL berat K2HPO4 = 3,536 g =7,0712 berat KH2PO4 = 0,639 g =1,279 2. K2HPO4 BM=174,18 KH2PO4 BM=136,09 b. Pembuatan larutan substrat 0,75 mM xantin, BM 152,11 dibuat fresh. Ditimbang sejumlah 22,8 mg + 300 µL NaOH encer. Kocok hingga larut dalam tabung eppendrof. Tambahkan dengan aquadest hingga 18 mL, tentukan pH hingga 7,5 dengan menggunakan larutan HCl/NaOH encer. Tambahkan dengan aquadest hingga 20 mL. Larutan kerja dibuat dengan mengencerkan stok menjadi 1/10x-nya. c. Pembuatan larutan enzim - Pembuatan larutan stok enzim Ditimbang sejumlah 10 mg ~0,12 unit per mg padatan enzim kemudian dilarutkan dalam 1 mL dapar fosfat pH 7,5, suhu kamar. Kocok hingga homogen dan dibagi dalam 10 microtube 1,2 unit/ml, simpan dalam frezzer. Yang sudah dicairkan tidak boleh dimasukkan ke dalam freezer kembali. - Pembuatan larutan kerja enzim 0,3 unit/ml Larutan kerja adalah mengencerkan larutan stok dengan perbandingan 14 dengan dapar fosfat pH 7,5. d. Pembuatan larutan sampel - Larutan Stok LS Ditimbang sejumlah 10 mg ekstrak, tambahkan 200 µl DMSO 20xberat ekstrak  vortek hingga larut. Kemudian tambahkan 300 µl dapar fosfat 30x berat extract  vortex hingga larut, diperoleh larutan uji dengan konsentrasi ppm LS=larutan stok1. - Larutan kerja LK. LS diencerkan 1/20x dengan dapar fosfat pH 7,5 hingga diperoleh larutan kerja LK dengan konsentrasi 1000 mL LS1 + 0,95 mL dapar fosfatpH 7,5  konsentrasi ppm e. Pembuatan larutan pembanding Allopurinol - Satu tablet allopurinol 100 mg digerus hingga halus, kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambah dengan dapar fosfat hingga batas. - Disonikasi selama 5 menit pada suhu kamar  dipindahkan dalam ependrof 1 mL  disentrifuse hingga didapatkan supernatant, konsentrasi larutan ialah 2x104 ppm. - Diencerkan 1/20 x  0,05 mL stok + 0,95 mL dapar fosfat  ppm. f. Pelaksanaan pengujian Proses pengujian inhibisi xantin oksidase dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan kuvet Kartika J. Ilm. Far, Des 2015, 32, 12-17 15 Pertamawati dan Hardhiyuna kuarsa 3 mL pada panjang gelombang 290 nm dengan prosedur sebagai berikut - Ke dalam kuvet kuarsa 3 mL dimasukkan secara berturut-turut sampel uji, dapar fosfat dan substrat xantin. Kemudian diinkubasi pada 37 oC selama 5 menit. - Selanjutnya reaksi dimulai dengan penambahan larutan enzim xantin oksidase dan dikocok hingga homogen. Inkubasi tetap dilakukan pada suhu 37 oC. - Tambahan larutan untuk menghentikan reaksi, yakni larutan HCL 0,5 M - Dilakukan pengukuran kadar asam urat yang terbentuk selama 4 menit. - Dibuat kontrol enzim dimana sampel diganti dengan dapar fosfat. - Blanko dibuat sebagai berikut blanko sampel dibuat dengan menambahkan sampel+xantin+ dapar fosfat tanpa enzim. Blanko kontrol enzim digunakan xantin+dapar fosfat. - % inhibisi xantin oksidase dihitung dengan persamaan sebagai berikut % inhibisi= 1 – slope sampelSlope kontrol enzim×100% Komposisi pereaksi pada pengukuran inhibisi xantin oksidase dituliskan dalam Tabel 1 sebagai berikut Tabel 1. Komposis Pereaksi Pada Pengukuran Inhibisi Xantin Oksidase C dan ukur absorbansinya setiap menitAnalisis data. Data yang diperoleh berupa hasil pengukuran serapan secara spektrofotometri UV Data yang diperoleh unit/ml enzim digunakan untuk menghitung aktivitas dalam unit/mg solid. Data digunakan untuk menghitung persentase penghambatan xantin oksidase dengan rumus Nilai IC50 konsentrasi inhibitor yang menghasilkan penghambatan aktivitas xantin oksidase sebesar 50% dapat ditentukan dengan analisis regresi linier antara konsentrasi senyawa uji terhadap persentase penghambatan aktivitas xantin oxsidase, kemudian dilanjutkan denganuji statistik dengan uji t dengan taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu dicari berapa panjang gelombang yang sesuai untuk analisis dengan alat spektrofotometer. Pencarian panjang gelombang yang sesuai dilakukan dengan mengukur panjang gelombang salah satu ekstrak dan dihitung berapa besar nilai spektrofotometri-nya berdasarkan panjang gelombang yang diberikan 300 nm, 295 nm, 290 nm, 285 nm dan 280 nm. Hasil yang diperoleh tertulis dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai Spektrofotometri Selanjutnya semua larutan ekstrak diukur nilai spektrofotometrinya pada panjang gelombang 290 nm. Penelitian untuk mengetahui persentase penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase oleh allopurinol sebagai kontrol positif dilakukan untuk mengetahui nilai kepercayaan yang dihitung secara statistik. Hasil yang diperoleh terlihat dalam Grafik 1. 16 Kartika J. Ilm. Far, Des 2015, 32, 12-17 Pertamawati dan Hardhiyuna Grafik1. Presentasi Penghambatan Aktivitas Enzim Xantin oksidase oleh Kontrol Positif Allopurinol pada Variasi Konsentrasi Dari Grafik 1 terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi allopurinol semakin meningkat pula grafik yang terjadi. Presentasi penghambatan % inhibisi aktivitas enzim Xantin oksidase oleh kontrol positif allopurinol 1000 ppm adalah yang tertinggi 78,48%. Semakin tinggi konsentrasi dalam ppm semakin tinggi pula presentasi penghambatan aktivitas enzim Xantin oksidase, namun peningkatannya tidak setajam pada konsentrasi 100 ppm sampai 500 ppm. Uji penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak kulit kayu secang, hasil validasi = pengujian ulang 3 kali dilakukan dengan menggunakan peralatan spektrofotometri UV – Vis seperti yang terlihat dalam bab Bahan dan Metode pelaksanaan penelitian. Hasil yang diperoleh tertulis dalam Tabel 3 sebagai berikut Tabel 3. Hasil uji penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak secang hasil validasi Allopurinol Kontrol positif 1000 ppm 87,47 Dari Tabel 3 terlihat bahwa penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak secang adalah 58,92%, sedangkan terhadap allopurinol adalah 87,47%. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak secang mempunyai daya inhibisi terhadap enzim xantin oksidase yang cukup tinggi. Daya inhibisi ekstrak allopurinol yang lebih tinggi karena allopurinol merupakan obat sintetis untuk menanggulangi asam urat. Hasil pengujian hambatan aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak secang tersebut digambarkan dalam Grafik 2 sebagai berikut 1 Secang 1 2 Secang 2 3 Secang 3 4 Allopurinol Kontrol positif 1000 ppm Grafik 2. Persentase % inhibisi aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak kulit kayu secang Dari Grafik 2 terlihat bahwa ekstrak kulit kayu secang mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase yang cukup tinggi, sedangkan allopurinol sebagai obat sintetis untuk anti asam urat memiliki daya inhibisi yang lebih tinggi 87,47%. Hasil yang diperoleh ini memungkinkan untuk menjadikan secang sebagai obat herbal anti asam urat. Dengan penelitian lebih lanjutdiusahakan agar daya inhibisi penghambatan terhadap enzim xantin oksidase dapat lebih meningkat, sehingga dapat diterapkan dalam usaha memajukan industri obat herbal, produk yang dihasilkan dapat diperoleh dengan harga yang relatif lebih murah dan terjangkau. KESIMPULAN 1. Ekstrak kulit kayu secang bermanfaat sebagai anti asam urat dengan persentase % inhibisi sebesar 58,922%, sementara persentase inhibisi allopurinol sebesar 87,47%. 2. Penelitian ini merupakan uji penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase terhadap ekstrak kulit kayu secang dalam taraf awal. 78,48%62,48%31,28%15,93%y = 0,0632x + 20,377R² = 0,91160204060801000 500 1000 1500%InhibisiAllopurinol ppm Kartika J. Ilm. Far, Des 2015, 32, 12-17 17 Pertamawati dan Hardhiyuna Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengidentifikasi metabolisme senyawa bioaktif ekstrak secang yang berperan dalam pengujian ini. DAFTAR PUSTAKA xantin oksidase diakses pada tanggal 10 September 2015. Joseph T. DiPiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wells, L. Michael Posey. 2005. Pharmacotherapy A Pathophysiological Approach Eds. 7th edition. Chapter 100. Acne Vulgaris Treatment Acne Vulgaris Accesspharmacy. Price, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta Walker, R. dan Edward, C. 2003.Clinical Pharmacy And Therapeutics. Edisi 3. USA Churchill Livingstone Wibowo, S. 2006. Asam Urat, Diakses pada tanggal 9 September 2015 Xu, H., Zhou, Z., Yang, J., 1994. Chemical Constituents of Caesalpinia sappan L., Zhongguo Zhongyao Zazhi, 19, 8 485-486 ... The mechanism of decreasing uric acid in secang wood is also through inhibition of the activity of the xanthine oxidase enzyme, although not higher than allopurinol. 13 The chemical content that is responsible as a hypouricemic agent in secang wood is not known. Tempuyung leaves have a diuretic effect so that they can be uricosuric by eliminating uric acid in the bladder. ...Danang ArdiyantoAgus TriyonoUlfatun NisaZuraida ZulkarnainBackground Hyperuricemia has become a health problems in Indonesia lately. The use of traditional medicine, especially herbs, has been used in the treatment of hyperuricemia. Hortus Medicus Herbal Medicine Clinic Tawangmangu has several herbal formulas that are applied in the care of hyperuricemia This study aims to determine the description of the mostly used medicinal plants for hyperuricemia and the percentage of efficacy of hyperuricemia therapy using medicinal plant. Methods This study was a retrospective cross-sectional study using purposive sampling. The total sample was 120 medical records and prescriptions for hyperuricemia patients at Hortus Medicus clinic for the period July-December 2020. Results There were 3 hyperuricemia herbs formulas used in Hortus Medicus. Based on the calculation of the doctor's prescription for hyperuricemia, the first herbal formula consisting of secang Caesalpinia sappan bark, tempuyung Sonchus arvensis herb, kepel Stelechocarpus burahol leaf was prescribed as many as 72 prescriptions 60%. The second herbal formula consisting of cabe jawa Piper retrofactum, daun sendok Plantago mayor leaves, celery Apium graveolens herbs with 36 prescriptions 30%, and the third herbal formula consisting of rumput bolong Equisetum debille herb, temulawak Curcuma xanthorizza, turmeric Curcuma domestica with 12 prescriptions 10%. The therapeutic efficacy of herbal formula 1st, 2nd and 3rd were 80%; 60%; 50%. There was no significant relationship between sex and the outcome of hyperuricemia therapy p= Among three hyperuricemia herbal formulas used in Hortus Medicus, the 1st formula was mostly used. The percentage of therapeutic efficacy was also higher compared to the other two formulas.... Dexamethason sering mengakibatkan myopathy otot menyusut dan nyeri pada penggunaan oral, juga menekan adrenal agak kuat Saputra, 2015. Allopurinol merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan asam urat kronis, penggunaan allopurinol memiliki beberapa efek samping yaitu kemerahan pada kulit, leukopenia, kadang-kadang terjadi toksisitas pada gastrointestinal dan meningkatkan serangan akut gout pada awal terapi Pertamawati, 2015. ...Abdul RoniTri MinarsihLatar Belakang Jamu masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan. BPOM melarang penggunaan Bahan Kimia Obat di dalam sediaan jamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode Kromatografi Lapis Tipis KLT yang dapat secara simultan menganalisis adanya kandungan Allopurinol dan Deksamethason dalam jamu, serta untuk mengidentifikasi adanya kandungan allopurinol dan deksametason dalam sampel jamu. Metode yang digunakan adalah KLT, sampel yang digunakan terdiri dari 8 sampel jamu pegal linu dan asam urat yang beredar di Ungaran, yang tidak terdaftar pada BPOM. Fase Diam yang digunakan adalah Lempeng Silika Gel GF 254. Hasil dari penelitian ini pada optimasi metode KLT diperoleh fase gerak yang terdiri dari etil asetat dan kloroform dengan perbadingan 41. Pada komposisi fase gerak tersebut, bercak allopurinol dan deksametason dapat terpisah dan diperoleh harga Rf baku allopurinol sebesar , sedangkan harga Rf baku deksametason sebesar memenuhi persyaratan nilai yang baik yaitu – Dari 8 sampel yang dianalisis terdapat 2 sampel yang mengandung Allopurinol, yaitu sampel E dan F dan tidak ada sampel yang mengandung Metode KLT yang dikembangkan mampu memisahkan bercak noda Allopurinol dan Deksametason, dan terdapat 2 sampel yang mengandung allopurinol dan tidak ada yang mengandung deksametasonKata kunci Jamu, Allopurinol, Deksametason, KLT... 8,9,10 Xantin oksidase merupakan enzim kunci pada manusia, terutama pada metabolisme purin dengan bertindak sebagai katalis reaksi hidroksilasi oksidatif hipoxantin menjadi xantin dan hasil selanjutnya adalah pembentukan asam urat. 11 Jalur ini merupakan jalur degradasi purin dengan penurunan O2 di pusat flavin dan menghasilkan Reactive Oxygen Species ROS, baik radikal anion superoksida atau hidrogen peroksida. 12 Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa kulit buah durian memiliki aktivitas antihiperurisemia pada mencit putih jantan dengan penurunan kadar asam urat sebesar 0,37±0,25 mg/dL. ...Rela SoniaYusnelti Yusnelti Fitrianingsih AptDurian Durio zibethinus Linn. leaves are known to inhibit the xanthine oxidase enzyme which can reduce uric acid levels in the blood. The purpose of study is to determine the effectiveness of ethanol extracts of durian leaves in reducing uric acid levels in hyperuricemic mice. The mice were induced with chicken’s liver juice 0,2 mL/20 gBW and potassium oxonate 250 mg/kgBW. The animals were mice with uric acid levels above 3,3 mg/dL or 6,2-7,1 mg/dL. The study was used a completely randomized design CRD with six treatments and three replications, with three mice in each replications. The treatments group were K+ Allopurinol 10 mg/kgBW; K- CMC-Na extracts in group P1,P2, P3, P4 are 50; 100; 200; 250 mg/kgBW. The measurements of uric acid levels were performed on day-0, day-6 after induction, and day-15 after administering each group. The data obtained were analyzed by One Way Anova test followed by Duncan's Post Hoc further test. The results showed that durian leaves could reduce uric acid levels in mice blood with the highest percentage reduction was in P2 100 mg/kgBW group of 40,53%, followed by P1 50 mg/kgBW of 38,68%. The lowest percentage was in the P4 group 250 mg/kgBW of 22,36%, followed by the P3 group 200 mg/kgBW of 27,71% and the ED50 value was 61,65 mg/kgBW. In conclusion, ethanol extracts of durian leaves has a significant effect on decreasing total uric acid levels in mice and has potential as an antihyperuricemia agent.... Secang wood inhibits the conversion of hypoxanthine into xanthine thereby inhibiting the formation of uric acid. N-hexane, ethyl acetate, and 70% ethanol extract of tempuyung leaves can reduce uric acid levels in hyperuricemia mice Pertamawati & Hardhiyuna, 2015. ...Agus TriyonoHyperuricemia is a degenerative disease with a reasonably high prevalence and requires long-term treatment. Clinical research has been conducted to test the efficacy and safety of herbal medicine for hyperuricemia. The research involved 30 subjects who had fulfilled the inclusion and exclusion criteria and conducted with a pre-post test research design. Subjects were treated with herbal medicine for hyperuricemia three times a day for 28 days. From the research, jamu for hyperuricemia was effective in reducing blood uric acid levels from mg/dL to mg/dL, raising the quality of life score SF-36 from to and disappeared of clinical symptoms. Use of herbal medicine for hyperuricemia for 28 days in subjects had no symptoms of severe side effects found and did not interfere with liver, kidney, and blood R. Maudy DjunaidiAnita Lidesna Shinta AmatDesi Indria RiniMaria Agnes Etty DedyLatar Belakang Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadinya gangguan metabolisme berupa peningkatan kadar asam urat serum yang berlebihan atau diatas normal dan dapat menyebabkan terjadinya gout. Daun sirsak Annona muricata L. merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa aktif yang berpotensi dapat menurunkan kadar asam urat tikus. Tujuan Penelitian Menentukan dosis sekstrak etanol daun sirsak yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus. Metode Penelitian ini adalah penelitian true experimental, 24 ekor tikus putih Rattus novergicus galur Sprague dawley dibagi kedalam 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol negatif yang diinduksi dengan jus hati ayam, kelompok kontrol positif yang diberikan allopurinol 18 mg/200gBB, dan kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 yang diberikan ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis berbeda 10, 40 dan 70 mg/200gBB selama 12 hari. Perbedaan asam urat sebelum dan sesudah perlakuan tiap kelompok diuji dengan One Way Annova, dilanjutkan dengan analisis Post hoc. Perubahan kadar asam urat perhari pengamatan diuji dengan Repeated Annova, dilanjutkan dengan uji Post hoc. Hasil Ekstrak etanol daun sirsak sirsak Annona muricata L. dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan tidak memiliki perbedaan bermakna dengan allopurinol p>0,05. Dosis 10, 40 dan 70 mg/200gBB memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar asam urat tikus dengan puncak penurunan terjadi pada hari ke-26 yaitu 1,58 mg/dl p<0,05 Kesimpulan Ekstrak etanol daun sirsak sirsak Annona muricata L. dapat menurunkan kadar asam urat tikus. Dosis 10, 40 dan 70 mg/200gBB memiliki efektivitas yang sama dengan Allopurionol dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah study reported the antioxidant activity of sappan wood Caesalpinia sappan L. extract and their extract fraction from the liquid-liquid extraction and vacuum liquid chromatography. The study comprises with phytochemical assessments, evaluation of total phenolic content TPC and total flavonoid content TFC. The evaluation of antioxidant activity was carried out by using the DPPH method. The effectiveness of antioxidant activity in sappan wood compared to quercetin. Extract of sappan wood ESW yields of extract fraction from liquid-liquid extraction FE LLE yields of and extract fraction from vacuum liquid chromatography FE VLC with silica gel and eluent sequential from n-hexane, 5% n-hexane/95% ethyl acetate, ethyl acetate and 5% ethyl acetate/45% methanol was produced 60 of fractions extract. The thin-layer chromatography TLC was analyzed using silica gel as a stationary phase with the mobile phase of n-hexaneethyl acetate 1 was obtained 10 of fractions extract in fractions of 6 and 7, which showed the most positive results. The phytochemical test indicated the presence of phenolic and flavonoids compounds. The highest values for TPC was FE LLE mg GAE/g, FE VLC mg GAE/g and ESW mg GAE/g, respectively. The highest values for TFC were F VLC mg QE/g, FE LLE mg QE/g and ESW mg QE/g, respectively. Then, the highest of antioxidants activity were F VLC μg/mL, FE LLE μg/mL, quercetin μg/mL and ESW μg/mL, respectively. The results showed that the highest of TFC was related to the antioxidant activity. However, the highest value of TPC was not showed the highest antioxidant activity. Both ESW, FE LLE and FE VLC with quercetin as control exhibited powerful compounds have many benefits in the health field, one of which is xanthine oxidase inhibitor. Xanthine oxidase is a catalyst in the oxidation of hypoxanthine to xanthine and catalyzes xanthine oxidation and causing uric acid formation. The formation of gout in the body will trigger the onset of arthritis gout, which is swelling in the joints, causing unbearable pain. Flavonoid compounds will be extracted from the Sansevieria trifasciata leaves using the Ultrasound Assisted Enzymatic Extraction UAEE method which is a combination of two methods, enzymatic hydrolysis in the pre-treatment and sonication extraction process. Enzymatic hydrolysis using cellulase enzymes aims to destroy the cell wall of mother-in-law's tongue leaves so that the yield extraction is expected to be higher. The advantage of using this method is that the extraction time is shorter, can increase the yield extraction, requires a little solvent, and is environmentally friendly. Quantitative tests on the content of flavonoids and inhibition tests of flavonoids on xanthine oxidase will be carried out using UV-Vis spectrophotometry at 415 nm and 295 nm wavelengths respectively. In this study the extraction of flavonoid compounds from the leaves of the tongue-in-law will be carried out using the enzymatic hydrolysis method and sonication extraction with ethanol solvent. The variations of this research are the concentration of cellulase enzymes and the concentration of ethanol solvents. In this study, the optimal extract yield was at 60% ethanol concentration and 60 mg/g enzyme concentration. The obtained flavonoid content was mg/g in the extract with an enzyme concentration of 60 mg/g and 50% ethanol concentration. The inhibitory activity of the xanthine oxidase enzyme to extract at optimal conditions was MaObjective To study the chemical constituents from the seeds of Caesalpinia sappan. Methods The constituents were isolated and purified by silica gel chromatograpy repeatedly from the seeds of C. sappan, and the structures were identified by spectral analysis and chemical methods. Results Fourteen compounds were isolated from the seeds of C. sappan and the structures were identified as phanginin F 1, phanginin G 2, phanginin H 3, phanginin I 4, phanginin J 5, phanginin K 6, phanginin L 7, phanginin M 8, naringenin 9, homoeriodictyol 10, steraric acid 11, 1H-azirino [1,2-a] indole 12, serlyticin A 13, and kaempferol 14. Conclusion Compounds 9-14 are obtained from the seeds of C. sappan and the plants of Caesalpinia Linn. for the first time. © 2016, Editorial Office of Chinese Traditional and Herbal Drugs. All right Vulgaris Treatment Acne Vulgaris AccesspharmacyGary R YeeBarbara G MatzkeL Michael WellsPoseyYee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wells, L. Michael Posey. 2005. Pharmacotherapy A Pathophysiological Approach Eds. 7th edition. Chapter 100. Acne Vulgaris Treatment Acne Vulgaris Accesspharmacy. spx?aID=3212123Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses PenyakitClinical Pharmacy And TherapeuticsPriceL WilsonJakarta EgcR WalkerC S EdwardPrice, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta Walker, R. dan Edward, C. 2003.Clinical Pharmacy And Therapeutics. Edisi 3. USA Churchill Livingstone Wibowo, S. 2006. Asam Urat, Diakses pada tanggal 9 September 2015Clinical Pharmacy And TherapeuticsR WalkerC EdwardWalker, R. dan Edward, C. 2003.Clinical Pharmacy And Therapeutics. Edisi 3. USA Churchill Livingstone Wibowo, S. 2006. Asam Urat, Diakses pada tanggal 9 September 2015

bahan yang memiliki ekstrak anti asam urat adalah kulit