Penyebab Dampak dan Cara Menanggulangi Banjir - Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia khususnya di daerah kurang resapan air adalah banjir. Banjir adalah kondisi dimana suatu wilayah terendam air karena luapan air yang berlebihan. Bisa dikatakan kalau banjir adalah air dalam volume besar menggenangi suatu daerah atau area (pemukiman, persawahan, dll). FenomenaBanjir dan Krisis Etika terhadap Lingkungan. Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash. Banjir di Indonesia tidak pernah terlewat setiap tahunnya. Tahun 2019 telah terjadi fenomena banjir, banyak derah-daerah yang terdampak. Melihat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada sebanyak 7.574 kali banjir di Indonesia selama periode Bencanabanjir merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Mistra, 2007). Dari definsi berbagai ahli di atas, disimpulkan bahwa bencana banjir yaitu bencanaalam menunjukkan bahwa banjir dan angin ribut menempati urutan teratas di seluruh dunia. Sementara itu, banjir merupakan bencana yang paling sering dan paling luas dampaknya terhadap kehidupan ekonomi, bisnis, infrastruktur, pelayanan, dan kesehatan masyarakat. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Banjirmerupakan salah satu bencana alam dimana daratan digenangi oleh air yang berlebihan. Menurut KBBI bencana tersebut adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap; air yang banyak dan mengalir deras, air bah; dan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. ANTARA FOTO/JOJON Foto udara jalan trans sulawesi terendam banjir bandang di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu 9/6/2019. Akibat intensitas hujan tinggi menyebabkan Sungai Lasolo meluap dan menyebabkan banjir bandang, sementara pihak BPBD Kabupaten Konawe Utara mencatat sebanyak unit rum Laporan sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Ecology and Society pada Agustus 2020 mengungkapkan penyebab kenapa Indonesia dilanda bencana banjir lebih sering dan lebih parah. Riset ini menyebutkan bahwa perubahan tata guna lahan yang cepat di Indonesia telah berdampak pada siklus air lokal di negeri ini, salah satu dampaknya adalah berupa banjir. Riset multidisiplin ilmu ini dikerjakan oleh tim peneliti gabungan dari University of Göttingen, Institut Pertanian Bogor IPB, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG. Hasil riset ini menunjukkan bahwa perluasan perkebunan monokultur, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, menyebabkan banjir di Indonesia terjadi lebih sering dan lebih parah. Dalam laporan hasil riset ini tim peneliti menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi dan keparahan banjir ini terkait dengan proses ekohidrologi dan sosial yang saling mempengaruhi, termasuk degradasi tanah di area pertanian monokultur, perluasan perkebunan kelapa sawit ke area lahan basah, dan pembangunan bendungan pelindung banjir. Baca Juga Samudra Arktik Pernah Menjadi Tawar di Zaman Es, Sebuah Studi Dalam riset ini, para peneliti melakukan hampir 100 wawancara dengan para petani kecil, masyarakat desa, dan para pengambil keputusan di provinsi Jambi, Sumatra. Mereka kemudian membandingkan dan melengkapi analisis mereka terhadap hasil wawancara ini dengan pengukuran ilmiah dari curah hujan, tinggi permukaan air sungai, tinggi permukaan air tanah, sifat-sifat tanah, serta pemetaan penggunaan lahan di wilayah tersebut. "Banyak studi tentang hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan banjir hanya didasarkan pada analisis oleh masing-masing disiplin ilmu dan dengan demikian hanya memberikan wawasan yang terpisah-pisah tentang proses yang mendasarinya," kata peneliti utama dalam tim riset ini, Jennifer Merten dari Department of Human Geography di University of Göttingen, sebagaimana dikutip dari ScienceDaily. "Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menggunakan data seluas mungkin dari berbagai disiplin ilmu dan juga untuk memasukkan pengamatan dari penduduk lokal." Baca Juga Alih Fungsi Hutan Jadi Kebun Sawit Bikin Suhu Indonesia Makin Panas Dalam laporan hasil riset ini, para ilmuwan dari German-Indonesian Collaborative Research Centre EFForTS Ecological and Socio-Economic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems menunjukkan bahwa perluasan perkebunan kelapa sawit dan karet saat ini memiliki dampak yang signifikan terhadap siklus air lokal. "Perubahan penggunaan lahan skala besar menyebabkan pemadatan tanah, sehingga lebih sedikit hujan yang diserap oleh tanah dan air dengan cepat mengalir ke permukaan," jelas Christian Stiegler dari Bioclimatology Group di University of Göttingen yang turut menjadi anggota peneliti dalam rim riset ini. "Secara khusus, penghancuran lahan di daerah rawan banjir yang semakin parah berdampak besar dalam proses siklus air lokal ini," imbuhnya. Baca Juga Studi Air Laut Akan Naik Lebih Tinggi Lampaui Skenario Terburuk PBB PROMOTED CONTENT Video Pilihan Jakarta - Belakangan ini sepertinya kata bencana sudah begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Mulai dari tsunami, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran, banjir, dan lain-lain. Bahkan, bagi sebagian masyarakat bencana -seperti banjir, merupakan sebuah rutinitas yang sudah biasa bencana ada yang memang karena faktor alam seperti Tsunami, Gempa bumi, gunung meletus. Sebagian lagi bencana disebabkan -secara langsung atau tidak langsung-oleh faktor manusia seperti longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain. Pemerintahan yang BurukDalam perspektif agama bencana itu datang dikarenakan ulah tangan manusia. Hal ini Allah tegaskan dalam Quran surat Ar-Rum ayat 41. "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar". Ada sebuah paper menarik berjudul The Political Economy of "Natural" Disasters yang ditulis oleh Charles Cohen dan Eric Werker dari Harvard Business School. Mereka berpendapat bahwa bencana alam cenderung lebih sering terjadi pada negara miskin yang dikelola oleh pemerintahan yang buruk. Pendekatan yang dipakai adalah sejauh mana tingkat kesiapsiagaan dan respon pemerintah terhadap bencana. Juga bagaimana tingkat distorsi dan manipulasi bana bantuan Saling MenyalahkanPemerintahan Kabinet Indonesia bersatu KIB benar-benar kabinet yang paling banyak diuji dengan bencana. Bagaimana tidak. Belum seratus hari pemerintahan berjalan sudah diuji dengan bencana gempa tektonik berskala besar dan tsunami yang meluluhlantahkan Nangroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias pada bulan Desember 2004. Kemudian setelah itu bencana-bencana lain pun datang silih berganti. Tahun 2005 terjadi bencana longsor di banyak tempat terutama di Jawa Barat. Tahun 2006 ada gempa bumi di Yogyakarta, tsunami di Pangandaran, dan semburan lumpur di Sidoarjo yang belum berhenti hingga saat ini. Tahun 2007 ada gempa bumi di Bengkulu dan Mentawai. Tahun 2008 terjadi gempa di Manokwari. Belum lagi bencana banjir yang terjadi di setiap musim penghujan dan masih banyak lagi. Tentu saja pemerintah tidak bisa langsung disalahkan dalam hal ini, karena bencana alam memang bukan kemauan pemerintah. Selain itu sikap sebagian masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan turut andil dalam terjadinya bencana. Namun, memang sebagian bencana yang menimpa bangsa Indonesia adalah dampak tidak langsung dari kurangnya pengawasan dan ketegasan pemerintah dalam hal analisa mengenai dampak lingkungan amdal. Menyikapi BencanaUntuk itu ada 3 hal yang harus kita lakukan -terutama oleh pemerintah sebelum dan ketika bencana terjadi. Ketiga hal ini saling terkait dan tidak bisa menafikan salah Aspek spiritual yaitu dengan berserah diri dan berdoa. Belajar dari kisah para nabi terdahulu kita mendapati kaum yang ditimpa bencana adalah kaum yang melakukan pembangkangan terhadap perintah nabi mereka. Seperti bencana tsunami yang menimpa kaum Nabi Nuh adalah karena mereka tidak mentaati perintah Nabi Nuh untuk beriman kepada Allah pemilik alam semesta. Maka dari itu hal yang pertama harus kita lakukan ketika bencana terjadi adalah berserah diri dan berdoa mohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang kita Aspek Kemanusiaan yaitu Membantu Korban Bencana. Setiap ada bencana pasti ada korban yang mengalami kerugian. Mereka membutuhkan bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, dan lain-lain. Ini adalah persoalan kemanusiaan akibat bencana yang harus segera kita bantu. Yang paling bertanggung jawab terhadap korban bencana alam adalah pemerintah, di mana pemerintah harus cepat bertindak memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana dan mengatasi dampak sosial akibat bencana. Jangan sampai bantuan dari pemerintah kalah cepat dibanding bantuan yang diberikan oleh parpol dan Aspek Teknis yaitu Membangun Sarana dan Prasarana. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana. Namun, perbaikan pasca bencana harus dibarengi dengan keseriusanupaya antisipasi terhadap bencana dari itu untuk mengatasi bencana butuh kontribusi dari semua pihak agar bencana tidak lagi menjadi sesuatu hal yang biasa. Peran pemerintah dan rakyat dalam menangani bencana sama-sama pemerintah sebagai pemegang kendali kekuasaan di negeri ini -kalau sudah merasa serius, harus lebih serius lagi dalam mengantisipasi dan merespon bencana karena salah satu hak asasi rakyat adalah hidup aman dari bencana. Dan hak asasi ini harus kita dapatkan setelah kita memilih mereka dalam seluruh rakyat Indonesia pemilu 2009 ini adalah momentum yang tepat agar tidak membiarkan politisi busuk memerintah di negeri ini. Karena sudah jelas bahwa salah satu penyebab bencana sering terjadi di negeri ini adalah karena pemerintahan yang buruk. Sikap golput sebagian masyarakat juga tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Yang harus kita lakukan dalam kondisi perpolitikan seperti ini adalahmenggunakan kaidah fiqih dalam memilih yaitu "pilih yang paling sedikit mudhorotnya dampak buruknya".Abdul Majid K4-4 futatsuya-cho, kanagawa-ku Yokohamaibnuqomar msh/msh

banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat indonesia