Peristiwaini mengakibatkan lempeng Indo - Australia terdesak ke bagian bawah lempeng Eurasia. Pada peristiwa tumbukan tersebut, wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur masih berupa lautan. Bukti bahwa wilayah tersebut lautan yaitu banyak gunung gamping di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung Gamping tersebut dahulunya merupakan terumbu karang di lautan.
PegununganKidul terbentuk dari batu gamping, menandakan bahwa pada masa lalu merupakan dasar laut. Cekungan Wonosari banyak menyimpan peninggalan dari masa prasejarah, sejak Zaman Batu Tua sampai Zaman Batu Baru, yang unik yang tidak dijumpai di kabupaten lain di Yogyakarta. Di bagian timur laut, berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
KabupatenPacitan memiliki kekayaan bahan tambang yang tersebar hampir di seluruh wilayah. Berdasarkan data DPE, Kota 1001 Gua ini memiliki kandungan bahan tambang hingga 33 jenis. Mulai dari mineral logam, bukan logam dan batuan, batubara, hingga radio aktif. Sejumlah bahan tambang yaitu bentonit, feldspar, kalsit, piropilit, marmer, zeolit
c jenis tanah yang banyak dijumpai di wilayah yang banyak mengandung batu gamping d. tanah yang terdapat di kawasan pantai dan terbentuk akibat proses pengendapan laut e. tanah yang sudah banyak mengalami pencucian sehingga sebagian besar humusnya hilang. 18. Gambut merupakan tanah yang kurang subur sebab . a. banyak mengandung pasir
Disebelah utara Gunung Pendul dijumpai singkapan batu gampmg nummulites, berwarna abu-abu dan sangat kompak, disekitar batu gamping nummulites tersebut terdapat batu pasir berlapis. Penyebaran batugamping nummulites dijumpai secara setempat-setempat terutam di sekitar desa Padasan, dengan percabangan ke arah utara yang diwakili oleh puncak
Vay Tiα»n TrαΊ£ GΓ³p 24 ThΓ‘ng. ο»Ώkaya akan sumber daya alam, Salah satunya adalah sumber daya mineral dan energi. Kalsium karbonat atau yang lebih dikenal dengan batu gamping atau batu kapur adalah sumber daya mineral yang cukup banyak di Indonesia Bahri et al, 2015. Batu kapur Gamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll 2012. Batu gamping merupakan salah satu komponen utama jika anda sendang membangun rumah ataupun bangunan lainnya, tanpa batu gamping maka bangunan yang anda bangun tidak akan kokoh dan tahan lama. Sebenarnya batu gamping atau yang biasa disebut dengan limestone ini merupakan sebuah istilah untuk jenis batu kapur yang merupakan salah satu dari batuan sediman. Batu gamping ini tercipta dari sejenis organism laut yang terdeposit di dasar samudra, sehingga batu gamping memiliki kandungan kapur atau dalam ilmu kimia disebut CaCO 3, mineral kalsit dan argonit. 2021 Geofisika 1 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PEMANFAATAN BATU GAMPING SEBAGAIPEMENUHAN KEBUTUHAN SEKTORINDUSTRI ATAUPUN KONTRUKSI Nursultan Akbar Ruhimat ξξξξξ
ξξξξξξξξξ
ξξξξξ
ξξξξξ
ξξξξξξξξξξ
ξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξ
ξξξξξξξ
ξξξξξξξξξξξξ
ξξξξ ξξ ξ ξ ξ!ξ"ξξξξ ξξINDONESIA kaya akan sumber daya alam, Salahsatunya adalah sumber daya mineral dan energi. Kalsiumkarbonat atau yang lebih dikenal dengan batu gamping atau batukapur adalah sumber daya mineral yang cukup banyak diIndonesia Bahri et al, 2015. Batu kapur Gamping merupakansalah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektorindustri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untukbahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil jalan raya,pengapuran untuk pertanian dll 2012. Batu gamping merupakan salah satu komponen utamajika anda sendang membangun rumah ataupun bangunanlainnya, tanpa batu gamping maka bangunan yang anda banguntidak akan kokoh dan tahan lama. Sebenarnya batu gamping atauyang biasa disebut dengan limestone ini merupakan sebuahistilah untuk jenis batu kapur yang merupakan salah satu daribatuan sediman. Batu gamping ini tercipta dari sejenis organismlaut yang terdeposit di dasar samudra, sehingga batu gampingmemiliki kandungan kapur atau dalam ilmu kimia disebut CaCO3, mineral kalsit dan argonit. 2021 Geoξsikaξξξξξξξξξξξξξξξ Fenomena yang terjadi di Manyaran, Wonogiri adalahpenggunaan batu gamping sebagai pondasi, hal itu sudah terjadihingga beberapa dekade. Hasil bangunan yang menggunakanpondasi batu gamping ini, hingga beberapa tahun ternyata masihnampak kokoh. Hal itu membuktikan bahwa batu gamping dapatmenjadi alternatif pengganti batu kali yang banyak digunakansaat ini. Ismanto 2003. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan SumateraUtara 2011, cadangan batu gamping di Sumatera Utara sangatbanyak dan tersebar luas di beberapa kabupaten, tetapi potensidan kualitas batu gamping tersebut belum diketahui secara baikdan akurat seperti di Kabupaten Karo, Deli Serdang danLangkat. Konsumsi batu gamping di daerah digunakan sebagaibahan penetralis tanah dan digunakan sebagai bahan agregatpenimbun jalan di daerah untuk memperbaiki saranainfrastruktur. Kondisi ini menyebabkan pemanfaatan dankonsumsi batu gamping tidak begitu besar dibandingkanpenyebaran yang luas. ξ$ξ %ξξ ξξξ&ξξξξξξξBatu gamping merupakan salah satu mineral industriyang digunakan oleh sektor industri dan pertanian, bangunan,penstabil jalan raya, pengapuran, pertanian, bahan keramik,industri kaca, pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnianbaja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karetdan juga industri semen. Semen berasal dari kata Caementumyang berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan ataumengikat bahanbahan padat menjadi satu kesatuan yang kokohatau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahanperekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatubagian yang 2 kompak atau dalam pengertian yang luas adalahmaterial plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan Anas, 2012. Batuan yang terdapatpada daerah Cangap Kerabangen disusun oleh mineral kalsit40%-75%, lumpur karbonat 13%-22%, bioklas Arthropoda15%, bioklas Brachiopoda 10%, bioklas koral 4%-8%,'ξξξJudul Buku bioklas Ooids 6%-7%, bioklas Echinodermata 4%-5% danopak 2%-3%. Adapun nama dan klasifikasi batu gamping didaerah Cangap Kerabangen ialah Batu Gamping KerangkaBoundstone dan Batu Gamping Lumpur Karbonat Mudstonesetelah dilakukan proses sayatan tipis pada batu gamping Sigiro, 2010. Penggabungan semen dan batu gamping menjadikankedua material yang memiliki manfaat sama yaitu untukkonstruksi bangunan maka metode yang dilakukan pengujiansifat fisik dan mekanik dari kedua material dengan analisismekanika batuan. Hasil analisis mekanika batu gamping dimanabesarnya kuat tekan batuan dipengaruhi oleh porositas, absorpsi,dan berat jenis. Dari hasil pengujian sifat fisik yaitu porositasdan sifat mekanik yaitu semakin besar porositas batu gamping,maka nilai kuat tekannya akan semakin kecil, begitu sebaliknyayang menyebabkan b atuan tersebut akan mudah pecah Raihandkk, 2012. Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya. Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik. Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa danForaminifera atau batugamping ini sering juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral. Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abuabu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam. Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat CaCO3. Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Geoξsikaξξξξξξξξξξξξξξ Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugampingdolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3 Adapun sifat daribatugamping adalah sebagaiberikut a. Warna Putih,putih kecoklatan, danputih keabuan b. Kilap Kaca, dan tanah c. Goresan Putih sampai putih keabuan d. Bidang belahan Tidak teratu r e. Pecah an Uneven f. Kekerasan 2,7 β 3,4 skala mohs g. Berat Jenis 2,387 Ton/m3 h. Tenacity Keras, Kompak, sebagian berongga Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca HCO32 + CO2 Ca HCO32 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali hubungannya dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsure magnesium dari air laut ke dalam batugamping, maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomite. Kadar dolomite ξξξJudul Buku atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut. Manfaat Batu gamping a Bahan Penstabil Jalan Raya Selain menggunakan semen ataupun pasir, dalam pembuatan jalan raya kita juga memerlukan batu gamping sebagai penstabilnya. Ini bertujuan agar fondasi jalan raya kuat dan kokoh, bila terkena air huja, maka jalan raya yang telah dibuat tidak mudah rusak ataupun retak. Dan dengan menggunakan batu gamping, maka jalan raya tidak banyak mengalami penyusutan saat malam hari ataupun pemuaian berlebih di saat siang hari, sehingga jalan raya akan awet dan dapat bertahan lama. b Sebagai Pengatur pH Tanah Jika anda memiliki hobi bercocok tanam, anda pastinya harus memperhatikan pH pada tanah anda terlebih dahulu sebelum menanam tanaman seperti sayur dan bunga yang perlu perhatian khusus pada pH tanahnya. Untuk mengatur pH tanah,jika tanah dirasa memiliki pH rendah, maka untuk menaikkan pHnya anda bisa menambahkan sedikit batu gamping yang telah dihancurkan terlebih dahulu pada tanah. Ini karena batu gamping berbeda dengan manfaat batu akik sulaiman, bahwa batu gamping dapat digunakan sebagai bahan pengkapuran untuk menetralsir keasaman tanah. c Penjernih Air Geoξsikaξξξ*ξξξξξξξξξξξ Pada beberapa industri yang membutuhkan air jernih ataupun jika anda melihat kolam renang yang keruh, biasanya orang akanmenggunakan batu gamping sebagai campuran untuk menjernihkan air yang keruh tersebut. Sebelumnya untuk membuat penjernih air, batu gamping akan dicampur dengan soda abu terlebih dahulu dan barulah bisa digunakan untuk menjernihkan air. Proses ini biasanya disebut sebagai proses kapur soda, ini karena dalam prosesnya soda abu dicampur dengan batu gamping yang mengandung kapur. d Sebagai Pupuk Selain untuk mengatur pH tanah, berbeda dengan manfaat batu andesit, batu gamping juga sangat berguna dalam industri pertanian. Yaitu dengan menaburkannya pada tanah, maka kandungan kalsium pada tanah akan meningkat dan ini juga merupakan salah satu pupuk alami untuk membuat tanaman anda subur dan sukses dalam panen nantinya. Selama panen ataupun ketika anda melakukan proses penyiraman pada tanaman anda, maka kandungan kalsium pada tanah juga dapat semakin berkurang, untuk menjaga serta meningkatkan kadar kalsium pada tanah maka anda disarankan untuk menaburkan batu gamping pada lahan tananm. Batu kapur di Pulau sulawesi bisa kita jumpai diberbagaitempat contohnya kita ambil dari Gorontalo Outer Ring Roaddimana Daerah penelitian termasuk dalam daerah perbukitandenudasi, dengan kondisi litologi disusun oleh batu di daerah studi berwarna putih, hamparan, ukuranbutiran bervariasi dari lanau sampai ukuran pasir, dan tersebut mengandung sejumlah fosil gastropoda dankerang. Mengacu pada Bachri dkk [14], jenis batuan tersebutmerupakan anggota dari Formasi Batugamping Klastik TQldengan perkiraan umur kira-kira berusia Pliosen-Pleistosen. +ξξξJudul Buku Kondisi batuan dipengaruhi oleh pelapukan akibat prosestektonik dan pelarutan oleh air permukaan. Proses tektonikmenyebabkan terbentuknya dan sebaran rekahan pada singkapanbatuan. Patahan ini secara intensif terbentuk pada singkapanbatuan sehingga longsor dapat terjadi dengan mudah. KemudianProses pelarutan terjadi karena pengaruh air meteorik yangmelewati retakan dan melarutkan bahan bidang slip menjadibahan seukuran tanah liat. Dengan demikian, peran faktorbiologis, seperti tumbuhan, juga mempercepat proses pelapukanpada batuan dan membuat bukaan rekahan melebar. Akan tetapi di wilayah Gorontalo tanahnya tidaksemuanya mengandung batu kapur adapun struktur bawahpermukaan yang terdapat di wilayah Ilotidea terdiri dari lapisanlempung bahan berpasir, lapisan bahan tanah liat, lapisan bahanpasir, lapisan bahan tanah liat, dan lapisan batupasir. ξξ ,ξξξ
ξ-ξξξξξBatu gamping merupakan salah satu mineral industriyang digunakan oleh sektor industri dan pertanian, bangunan,penstabil jalan raya, pengapuran, pertanian, bahan keramik,industri kaca, pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnianbaja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karetdan juga industri semen. Batugamping merupakan salah satugolongan batuan sedimen yang paling banyak banyaknya kandungan yang terdapat pada batugamping, batu gamping memiliki banyak sekali manfaat yangsangat berguna bagi kehidupan manusia saat ini. ξ$$ξ .ξ/ξξξξξξ
ξGeoξsikaξξξ0ξξξξξξξξξξξ 1. %ξξξξ
ξ1ξξξξξξξξξ2ξξξ,ξξξ
ξξ
ξξξξ1ξξξ$ξξξξ3ξξξ
ξξξξξ2015. Estimasi cadangan batu gamping diξdesa melirang,kecamatan bungah, kabupaten gresik dengan metode resistivitas 2- dimensi, Jawa Timurξ Conference Series Jurnal Geosainstek 2. %ξξξξξ
ξ1ξξ1ξξξ
ξξξξ.ξξξξξξξξξ44ξξξξξξξξξξξξξ
ξ.ξξξ
ξξξξξ1ξξξξξξ5'*6ξ666ξξξ&ξξξ ξξ
ξξξξξξξ7%ξξξξξξ5ξξξξξξξξξξξξξ
ξξ
ξξξξξξξξξξξξξ&ξξξξξξξξξξξξξ
8ξ 3. ξξξ-ξξξξ$ξ-ξ/ξ'6ξ9ξξ2ξξξ
ξ;ξξξ
ξξ&ξξξξξξξ-ξ
ξξξξ / ξ [onlineξaksesξ "ξ
ξξ3ξξξξξξξξ'6ξ'ξξξξξξξ/ξξξξξξ&ξξξξξξξ-ξ
ξξξξξξξ-ξ5ξξ5. $ξξξξξξξξ"ξξ'66ξξξξξ&ξξξξ
ξξξξξ,ξξξξξξξξξξ%ξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξ%ξξξξξξξ-ξ
ξξξξξξξξξξξξξ%ξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξ%ξξξξ,ξξξ
ξξ
ξξξ2ξξξξξξξξξξξξ
ξξξξξξξξξξξξξ1ξ
-ξ
ξξξ?ξξξξξξξξξξξξξ
ξξξ ξξξ
ξξξξξ
ξξξξξξξξξξξξ
3ξξξAξξ3ξξξξξξξ 6. ξξξξξξξξ!ξξ!ξξξ1ξξξξξξξ!ξξξAξξξ/ξξξξξ2ξξξBξξξ3ξξξ$ξξξξξ7'6ξ48ξξ1ξ&ξξξ/ξξξξ1ξξξξξξξξξξξξξξ$ξξξξξ
Cξξξξ
ξξξξ
ξξ$ξξξξ
ξξξξξξξ
ξξξ ξξξξξξ
ξξξξξξξξξξ?ξξξ!ξξξξξ-ξξξξξξξ?ξξξξξξξξξξ
ξξξ1ξξ
ξξξξξ Dξ
ξξξξξξξJurnal Sains Informasi Geograξξξ27ξ8ξξ9ξ 7. ξξξξξξξ?ξξξξξξξξξξξ3ξξξξ$ξξξξξξ!ξξξ
ξξξ
ξξξ.ξξ?ξξξBξ,ξξξ
ξξξ!ξξξξξξξξ7'6'6ξξξξξξξ&ξξ8ξξξξξ-ξ3ξξ
ξξξξξξξξξ3ξξ/ξξξξξξξξ
ξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξξ
ξξξξ
ξξ9ξξξJudul Buku ξξξξξξξξξξEξξξξξ.ξ
ξξξ.ξξξξξξξξξξξξξξξξ$ξξIOP Conference Series Earth and Environmental Scienceξ7Dξξξξ*94ξξξξξξξξξ-ξξ6ξ'6698ξξ$Eξξξξ&ξξ
ξξξ
ξξξ Agrerat Dekade Endapan Klasifikasi Potensi Material granular, misallnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama -samadengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen a dukan Masa 10 tahun ataudasawarsa. Sesuatu yang bercampur dengan barang cair yang telah turun ke bawah dan bertimbun di dasar. penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Kemampuan yang mempunyai ke mungkinan untuk dikembangkan,kekuatan, kesanggupan, daya. Geoξsikaξξξ4ξξξξξξξξξξξ ξ$$$ξξ$DξξDξξD$ξξD$$ξξD$$$ξ ξξξ$FξξFξξξF$ξξF$$ξξF$$$ξξF$DξξFDξξFD$ξξFD$$ξξE1ξ.$ξ%$Eξ.ξ?$ξξξξξξξξξξξξξξ&ξξξ.ξξξ
ξξξξξLahir pada tanggal 25 november 2003, dan besar diDesa Kotabunan, nursultan adalah seorang mahasiswa semester 2, mahasiswa program studi Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo. Menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di kampung halamannya yang ada di Bolaang Mongondow Timur. ξ6ξξξJudul Buku ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Ilustrasi batu gamping. Sumber gamping adalah batuan sedimen yang terdiri dari kalsium karbonat. Masyarakat mengenal batu gamping sebagai salah satu bahan bangunan. Mereka mendapatkan batu gamping dengan cara membeli di toko besar masyarakat sudah pernah melihat bagaimana batu gamping ditambang. Kebanyakan penambangan batu gamping menggunakan peralatan sedernana. Namun banyak yang masih belum tahu bagaimana sebenarnya ciri-ciri dan manfaat batu gamping Batu GampingBatu gamping mengandung kalsium karbonat CaCOβ. Kadang batu gamping tercampur dengan magnesium, lempung, pasir dan mineral dari buku Bahan Galian Industri 2017 yang ditulis oleh Sukandarrumidi, ciri-ciri batu gamping adalah sebagai berikutUmumnya padat dan keras dengan berat jenis yang pejal masif, ada pula yang bersarang porus.Warna bervariasi, yaitu putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah dan kemerahan disebabkan oleh mangaan atau oksidasi besi. Warna hitam karena perngaruh zat gamping dapat bermetamorfose menjadi batu kadar magnesium yang tinggi, batu kapur dapat berubah menjadi dolomit CaCOβMgCOβ.Batu gamping yang tebal terdapat di dalam gua atau sungai bawah Batu GampingIlustrasi batu gamping. Sumber gamping dapat ditemukan melalui foto udara karena memancarkan warna terang. Cadangan batu gamping yang sudah ditemukan tersedia dalam jumlah berlimpah di Indonesia. Berikut manfaat batu gamping, antara lainSebagai bahan bangunan, yaitu untuk memperkuat fondasi rumah, jalan dan bangunan fisik penetral keasaman tanah agar dapat ditanami. Contohnya lahan kapur tohor yang digunakan di banyak industri, antara lain industri semen, pertambangan hingga kapur sirih sebagai salah satu unsur budaya di beberapa tempat di obyek wisata. Salah satu pegunungan karst yang terkenal ada di wilayah selatan Yogyakarta. Bahkan Pemerintah Provinsi Yogyakarta menjadikan wilayah tersebut sebagai geopark untuk keperluan wisata dan gamping adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat. Masyarakat kadang hanya memandang batu gamping sebagai benda putih seperti batu yang panas ketika dipegang. Padahal batu gamping memiliki peran yang besar dalam berbagai industri. LUS
Ilustrasi jenis batuan sedimen. Foto Unsplash/Wolfgang HasselmannBatuan merupakan unsur alam yang terdiri dari berbagai mineral dan saling terikat. Menurut proses pembentukannya, batuan dibagi menjadi tiga macam, salah satunya adalah batuan sedimen. Jenis batuan sedimen ada banyak pada dasarnya batuan sedimen terbentuk dari sedimentasi, namun terdapat banyak sekali jenis dari batuan yang satu ini. Inilah yang membuat banyak orang dibuat bingung dalam membedakan dengan jenis batuan Batuan Sedimen sebagai Batu AlamIlustrasi jenis batuan sedimen. Foto Unsplash/Scott WebbDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, sedimentasi adalah pengendapan atau hal mengendapkan benda padat karena pengaruh gaya berat. Sedangkan batuan sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi, kurang lebih 75% dari luas permukaan sedimen terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, pelapukan, transportasi, dan pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses pelapukandan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu lagi mengangkut partikel dari buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia oleh Bambang Utoyo 2007 41, secara umum, batuan sedimen dapat dikelompokkan berdasarkan cara pengendapan, tenaga yang mengendapkannya, dan tempat Berdasarkan Cara PengendapanBerdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi dua jenis, yakniJenis endapannya disebut endapan klastik atau endapan mekanis. Berdasarkan ukuran butirannya, sedimen klastik terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai butiran kasar, biasanya diendapkan di lingkungan darat, sungai, atau danau. Contoh jenis ini antara Iain breksi, konglomerat, dan batu butiran halus, biasanya diendapkan di lingkungan laut. Contohnya antara lain batu lempeng. lanau, serpih, dan terdiri atas proses langsung dan tidak langsung. Akibat adanya campuran pengaruh unsur Iain, batuan akan melarut dan mengendap dengan cepat membentuk batuan lain. Contohnya adalah gips, anhidrit, dan batu tidak langsung. Pembentukan batuan baru yang dibentuk dalam waktu yang relatif lama. Contohnya adalah batuan sedimen Berdasarkan Tenaga PengandapnyaBerdasarkan tenaga pengendapannya, batuan sedimen dibagi ke dalam empat jenis, yaitu sebagai aeolis atau aeris. Proses pengendapan material-material batuan yang dihasilkan dengan bantuan tenaga angin, contohnya Proses pengendapan material-material batuan yang dihasilkan dengan bantuan tenaga air, contohnya glasial. Proses pengendapan material-material batuan yang dihasilkan dengan bantuan tenaga es. Proses ini hanya terjadi pada wilayah pegunungan tinggi. Contohnya adalah batu Berdasarkan Tempat PengendapanBerdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dibagi ke dalam lima jenis, yaitu sebagai batuan sedimen yang diendapkan di daratan yang dipengaruhi oleh tenaga air, es, dan angin. Contohnya adalah batu pasir dan batuan sedimen yang diendapkan di laut, pada umumnya banyak mengandung mineral karbonat kapur. Batuan ini terbentuk dari sisa-sisa cangkang hewan laut, seperti moluska, alga, dan foraminifera. Contoh batu ini antara lain batu gamping, dolomit, dan sedimen yang diendapkan di danau atau rawa yang banyak mengandung unsur-unsur organik. Contohnya yakni tanah liat sedimen yang diendapkan di sekitar wilayah sungai dan merupakan akumulasi dari berbagai pengejaan air sungai. Sedimen fluvial banyak ditemukan di wilayah hilir atau muara sungai, di mana aliran air sudah melambat, contohnya sedimen yang diendapkan di ujung pengerjaan sebuah massa es. Contohnya adalah batu penjelasan tentang 3 jenis batuan dan cara terbentuknya. Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan tentang batuan yang terbentuk dari endapan ini. MZM
Banyak Batu Gamping Dijumpai di Wilayah Pegunungan 2022-11-20 By Rahmi On November 20, 2022 In Traveling Di Indonesia, terdapat banyak wilayah pegunungan yang memiliki keunikan tersendiri. Salah satu hal yang menjadi ciri khas wilayah pegunungan adalah banyaknya batu gamping yang dijumpai di sana. Apa itu Batu Gamping? Batu gamping adalah batuan sedimen yang terbentuk dari endapan kalsium karbonat. Endapan ini biasanya terbentuk dari fosil-fosil organisme lautContinue Reading
BAB I GEOLOGI UMUM Fisiografi Secara umum, fisiografi Jawa Tengah bagian selatan-timur yang meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta, Surakarta dan Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona Solo dan Zona Pegunungan Selatan Bemmelen, 1949 lihat Gambar Zona Solo merupakan bagian dari Zona Depresi Tengah Central Depression Zone Pulau Jawa. Zona ini ditempati oleh kerucut G. Merapi Β± m. Kaki selatan-timur gunungapi tersebut merupakan dataran Yogyakarta-Surakarta Β± 100 m sampai 150 m yang tersusun oleh endapan aluvium asal G. Merapi. Di sebelah barat Zona Pegunungan Selatan, dataran Yogyakarta menerus hingga pantai selatan Pulau Jawa, yang melebar dari P. Parangtritis hingga K. Progo. Aliran sungai utama di bagian barat adalah K. Progo dan K. Opak, sedangkan di sebelah timur ialah K. Dengkeng yang merupakan anak sungai Bengawan Solo Bronto dan Hartono, 2001. Satuan perbukitan terdapat di selatan Klaten, yaitu Perbukitan Jiwo. Perbukitan ini mempunyai kelerengan antara 40 β 150 dan beda tinggi 125 β 264 m. Beberapa puncak tertinggi di Perbukitan Jiwo adalah G. Jabalkat Β± 264 m di Perbukitan Jiwo bagian barat dan G. Konang lk. 257 m di Perbukitan Jiwo bagian timur. Kedua perbukitan tersebut dipisahkan oleh aliran K. Dengkeng. Perbukitan Jiwo tersusun oleh batuan Pra-Tersier hingga Tersier Surono dkk, 1992. Gambar Sketsa peta fisiografi sebagian Pulau Jawa dan Madura modifikasi dari van Bemmelen, 1949. Zona Pegunungan Selatan dibatasi oleh Dataran Yogyakarta-Surakarta di sebelah barat dan utara, sedangkan di sebelah timur oleh Waduk Gajahmungkur, Wonogiri dan di sebelah selatan oleh Lautan India. Di sebelah barat, antara Pegunungan Selatan dan Dataran Yogyakarta dibatasi oleh aliran K. Opak, sedangkan di bagian utara berupa gawir Baturagung. Bentuk Pegunungan Selatan ini hampir membujur barat-timur sepanjang lk. 50 km dan ke arah utara-selatan mempunyai lebar lk. 40 km Bronto dan Hartono, 2001. Zona Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi tiga subzona, yaitu Subzona Baturagung, Subzona Wonosari dan Subzona Gunung Sewu Harsolumekso dkk., 1997 dalam Bronto dan Hartono, 2001. Subzona Baturagung terutama terletak di bagian utara, namun membentang dari barat tinggian G. Sudimoro, Β± 507 m, antara Imogiri-Patuk, utara G. Baturagung, Β± 828 m, hingga ke sebelah timur G. Gajahmungkur, Β± 737 m. Di bagian timur ini, Subzona Baturagung membentuk tinggian agak terpisah, yaitu G. Panggung Β± 706 m dan G. Gajahmungkur Β± 737 m. Subzona Baturagung ini membentuk relief paling kasar dengan sudut lereng antara 100 β 300 dan beda tinggi 200-700 meter serta hampir seluruhnya tersusun oleh batuan asal gunungapi. Subzona Wonosari merupakan dataran tinggi Β± 190 m yang terletak di bagian tengah Zona Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Wonosari dan sekitarnya. Dataran ini dibatasi oleh Subzona Baturagung di sebelah barat dan utara, sedangkan di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Subzona Gunung Sewu. Aliran sungai utama di daerah ini adalah K. Oyo yang mengalir ke barat dan menyatu dengan K. Opak lihat Gambar Sebagai endapan permukaan di daerah ini adalah lempung hitam dan endapan danau purba, sedangkan batuan dasarnya adalah batugamping. Subzona Gunung Sewu merupakan perbukitan dengan bentang alam karts, yaitu bentang alam dengan bukit-bukit batugamping membentuk banyak kerucut dengan ketinggian beberapa puluh meter. Di antara bukit-bukit ini dijumpai telaga, luweng sink holes dan di bawah permukaan terdapat gua batugamping serta aliran sungai bawah tanah. Bentang alam karts ini membentang dari pantai Parangtritis di bagian barat hingga Pacitan di sebelah timur. Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya merupakan blok yang terangkat dan miring ke arah selatan. Batas utaranya ditandai escarpment yang cukup kompleks. Lebar maksimum Pegunungan Selatan ini 55 km di sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah selatan Blitar hanya 25 km. Diantara Parangtritis dan Pacitan merupakan tipe karts kapur yang disebut Pegunungan Seribu atau Gunung Sewu, dengan luas kurang lebih 1400 km2 Lehmann. 1939. Sedangkan antara Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh batugamping limestone juga tersusun oleh batuan hasil aktifitas vulkanis berkomposisi asam-basa antara lain granit, andesit dan dasit Van Bemmelen,1949. Stratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Barat Penamaan satuan litostratigrafi Pegunungan Selatan telah banyak dikemukakan oleh beberapa peneliti yang membedakan stratigrafi wilayah bagian barat Parangtritis β Wonosari dan wilayah bagian timur Wonosari β Pacitan. Urutan stratigrafi Pegunungan Selatan bagian barat telah diteliti antara lain oleh Bothe 1929, van Bemmelen 1949, Sumarso dan Ismoyowati 1975, Sartono 1964, Nahrowi, dkk 1978 dan Suyoto 1992 serta Wartono dan Surono dengan perubahan 1994 Tabel Tabel Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan dari beberapa penulis. . Secara stratigrafi, urutan satuan batuan dari tua ke muda menurut penamaan litostratifrafi menurut Wartono dan Surono dengan perubahan 1994 adalah Formasi Wungkal-Gamping Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Wungkal dan G. Gamping, keduanya di Perbukitan Jiwo. Satuan batuan Tersier tertua di daerah Pegunungan Selatan ini di bagian bawah terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau serta lensa batugamping. Pada bagian atas, satuan batuan ini berupa napal pasiran dan lensa batugamping. Formasi ini tersebar di Perbukitan Jiwo, antara lain di G. Wungkal, Desa Sekarbolo, Jiwo Barat, menpunyai ketebalan sekitar 120 meter Bronto dan Hartono, 2001. Di bagian bawah, Formasi Wungkal-Gamping mengandung fosil foraminifera besar, yaitu Assilina sp., Nummulites javanus VERBEEK, Nummulites bagelensisVERBEEK dan Discocyclina javana VERBEEK. Kelompok fosil tersebut menunjukkan umur Eosen Tengah bagian bawah sampai tengah. Sementara itu bagian atas formasi ini mengandung asosiasi fosil foraminifera kecil yang menunjukkan umur Eosen Akhir. Jadi umur Formasi Wungkal-Gamping ini adalah Eosen Tengah sampai dengan Eosen Akhir Sumarso dan Ismoyowati, 1975. Sebagian dari satuan batuan ini semula merupakan endapan laut dangkal yang kaya akan fosil. Karena pengaruh gaya berat di lereng bawah laut, formasi ini kemudian meluncur ke bawah dan diendapkan kembali di laut dalam sehingga merupakanexotic faunal assemblage Rahardjo, 1980. Formasi ini tersebar luas di Perbukitan Jiwo dan K. Oyo di utara G. Gede, menindih secara tidak selaras batuan metamorf serta diterobos oleh Diorit Pendul dan di atasnya, secara tidak selaras, ditutupi oleh batuan sedimen klastika gunungapi volcaniclastic sediments yang dikelompokkan ke dalam Formasi Kebo-Butak, Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu. Formasi Kebo-Butak Lokasi tipe formasi ini terletak di G. Kebo dan G. Butak yang terletak di lereng dan kaki utara gawir Baturagung. Litologi penyusun formasi ini di bagian bawah berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat. Bagian atasnya berupa perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di bagian tengahnya dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian atasnya dijumpai breksi andesit. Pada Formasi Kebo-Butak, Sumarso dan Ismoyowati 1975 menemukan fosilGloborotalia opima BOLLI, Globorotalia angulisuturalis BOLLI, Globorotalia kuqleriBOLLI, Globorotalia siakensis LEROY, Globigerina binaiensis KOCH, Globigerinoides primordius BLOWdanBANNER, Globigerinoides trilobus REUSS. Kumpulan fosil tersebut menunjukkan umur Oligosen Akhir β Miosen Awal. Lingkungan pengendapannya adalah laut terbuka yang dipengaruhi oleh arus turbid. Formasi ini tersebar di kaki utara Pegunungan Baturagung, sebelah selatan Klaten dan diduga menindih secara tidak selaras Formasi Wungkal-Gamping serta tertindih selaras oleh Formasi Semilir. Ketebalan dari formasi ini lebih dari 650 meter. Formasi Semilir Formasi ini berlokasi tipe di G. Semilir, sebelah selatan Klaten. Litologi penyusunnya terdiri dari tuf, tuf lapili, lapili batuapung, breksi batuapung dan serpih. Komposisi tuf dan batuapung tersebut bervariasi dari andesit hingga dasit. Di bagian bawah satuan batuan ini, yaitu di K. Opak, Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, terdapat andesit basal sebagai aliran lava bantal Bronto dan Hartono, 2001. Penyebaran lateral Formasi Semilir ini memanjang dari ujung barat Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Pleret-Imogiri, di sebelah barat G. Sudimoro, Piyungan-Prambanan, di bagian tengah pada G. Baturagung dan sekitarnya, hingga ujung timur pada tinggian G. Gajahmungkur, Wonogiri. Ketebalan formasi ini diperkirakan lebih dari 460 meter. Pada umumnya, formasi ini miskin akan fosil. Namun, Sumarso dan Ismoyowati 1975 menemukan fosil Globigerina tripartita KOCH pada bagian bawah formasi dan Orbulina pada bagian atasnya. Sedangkan pada bagian tengah formasi ditemukan Globigerinoides primordius BLOWdanBANNER, Globoquadrina altispira CUSHMANdanJARVIS, Globigerina praebulloides BLOWdan Globorotalia siakensis LEROY. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa umur formasi ini adalah Miosen Awal-Miosen Tengah bagian bawah. Formasi Semilir ini menindih secara selaras Formasi Kebo-Butak, namun secara setempat tidak selaras van Bemmelen, 1949. Formasi ini menjemari dengan Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu, namun tertindih secara tidak selaras oleh Formasi Oyo Surono, dkk., 1992. Dengan melimpahnya tuf dan batuapung dalam volume yang sangat besar, maka secara vulkanologi Formasi Semilir ini dihasilkan oleh letusan gunungapi yang sangat besar dan merusak, biasanya berasosiasi dengan pembentukan kaldera letusan Bronto dan hartono, 2001. Formasi Nglanggran Lokasi tipe formasi ini adalah di Desa Nglanggran di sebelah selatan Desa Semilir. Batuan penyusunnya terdiri dari breksi gunungapi, aglomerat, tuf dan aliran lava andesit-basal dan lava andesit. Breksi gunungapi dan aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak berlapis. Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2 β 50 cm. Di bagian tengah formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi, ditemukan batugamping terumbu yang membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir gunungapi epiklastika dan tuf yang berlapis baik. Pada umumnya Formasi Nglanggran ini juga miskin akan fosil. Sudarminto 1982, dalam Bronto dan Hartono 2001 menemukan fosil foraminifera Globigerina praebulloides BLOW, Globigerinoides primordius BLOW dan BANNER,Globigerinoidessacculifer BRADY, Globoquadrinadehiscens CHAPMANN, PARR dan COLLINS pada sisipan batulempung yang menunjukkan umur Miosen Awal. Sedangkan Saleh 1977, dalam Bronto dan Hartono 2001 menemukan fosil foraminifera Globorotaliapraemenardiii CUSHMAN dan ELLISOR, Globorotaliaarcheomenardii BOLLI, Orbulinasuturalis BRONNIMANN, Orbulinauniversa DβORBIGNY dan Globigerinoidestrilobus REUSS pada sisipan batupasir yang menunjukkan umur Miosen Tengah bagian bawah. Sehingga disimpulkan bahwa umur formasi ini adalah Miosen Awal-Miosen Tengah bagian bawah. Formasi ini juga tersebar luas dan memanjang dari Parangtritis di sebelah barat hingga tinggian G. Panggung di sebelah timur. Ketebalan formasi ini di dekat Nglipar sekitar 530 meter. Formasi ini menjemari dengan Formasi Semilir dan Formasi Sambipitu dan secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Oyo dan Formasi Wonosari. Dengan banyaknya fragmen andesit dan batuan beku luar berlubang serta mengalami oksidasi kuat berwarna merah bata maka diperkirakan lingkungan asal batuan gunungapi ini adalah darat hingga laut dangkal. Sementara itu, dengan ditemukannya fragmen batugamping terumbu, maka lingkungan pengendapan Formasi Nglanggran ini diperkirakan di dalam laut. Formasi Sambipitu Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran formasi ini sejajar di sebelah selatan Formasi Nglanggran, di kaki selatan Subzona Baturagung, namun menyempit dan kemudian menghilang di sebelah timur. Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter. Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat. Formasi Sambipitu mempunyai kedudukan menjemari dan selaras di atas Formasi Nglanggran. Fosil yang ditemukan pada formasi ini diantaranya Lepidocyclina verbeekiNEWTON dan HOLLAND, Lepidocyclina ferreroi PROVALE, Lepidocyclina sumatrensis BRADY, Cycloclypeus comunis MARTIN, Miogypsina polymorphaRUTTEN dan Miogypsina thecideaeformis RUTTEN yang menunjukkan umur Miosen Tengah Bothe, 1929. Namun Suyoto dan Santoso 1986, dalam Bronto dan Hartono, 2001 menentukan umur formasi ini mulai akhir Miosen Bawah sampai awal Miosen Tengah. Kandungan fosil bentoniknya menunjukkan adanya percampuran antara endapan lingkungan laut dangkal dan laut dalam. Dengan hanya tersusun oleh batupasir tuf serta meningkatnya kandungan karbonat di dalam Formasi Sambipitu ini diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan gunungapi di Pegunungan Selatan pada waktu itu Bronto dan Hartono, 2001. Formasi Oyo Lokasi tipe formasi ini berada di K. Oyo. Batuan penyusunnya pada bagian bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke atas secara berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan batulempung karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya kalkarenit, namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen andesit membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K. Oyo. Ketebalan formasi ini lebih dari 140 meter dan kedudukannya menindih secara tidak selaras di atas Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu serta menjemari dengan Formasi Oyo. Formasi Oyo umumnya berlapis baik. Sedangkan fosil yang dijumpai antara lainCycloclypeus annulatus MARTIN, Lepidocyclina rutteni VLERK, Lepidocyclina ferreroi PROVALE, Miogypsina polymorpha RUTTEN dan Miogypsina thecideaeformis RUTTEN yang menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir Bothe, 1929. Lingkungan pengendapannya pada laut dangkal zona neritik yang dipengaruhi kegiatan gunungapi. Formasi Wonosari Formasi ini oleh Surono dkk., 1992 dijadikan satu dengan Formasi Punung yang terletak di Pegunungan Selatan bagian timur karena di lapangan keduanya sulit untuk dipisahkan, sehingga namanya Formasi Wonosari-Punung. Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya, membentuk bentang alam Subzona Wonosari dan topografi karts Subzona Gunung Sewu. Ketebalan formasi ini diduga lebih dari 800 meter. Kedudukan stratigrafinya di bagian bawah menjemari dengan Formasi Oyo, sedangkan di bagian atas menjemari dengan Formasi Kepek. Formasi ini didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di bagian timur. Berdasarkan kandungan fosil foraminifera besar dan kecil yang melimpah, diantaranya Lepidocyclina sp. dan Miogypsina sp., ditentukan umur formasi ini adalah Miosen Tengah hingga Pliosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal zona neritik yang mendangkal ke arah selatan Surono dkk, 1992. Formasi Kepek Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek, sekitar 11 kilometer di sebelah barat Wonosari. Formasi Kepek tersebar di hulu K. Rambatan sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan penyusunnya adalah napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter. Formasi Kepek umumnya berlapis baik dengan kemiringan kurang dari 10o dan kaya akan fosil foraminifera kecil. Fosil yang terkandung di antaranya Globorotalia plesiotumida BLOW dan BANNER, Globorotaliamerotumida, Globoquadrina dehiscens CHAPMAN, PARR dan COLLINS,Amphistegina sp., Textularia sp., Cibicides sp., Cassidulina sp. dan Virgulina kandungan fosil tersebut, maka umur Formasi Kepek adalah Miosen Akhir hingga Pliosen. Formasi Kepek menjemari dengan bagian atas dari Formasi Wonosari-Punung. Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal zona neritik Samodra, 1984, dalam Bronto dan Hartono, 2001. Endapan Permukaan Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih tua yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari bahan lepas sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Surono dkk. 1992 membagi endapan ini menjadi Formasi Baturetno Qb, Aluvium Tua Qt dan Aluvium Qa. Sumber bahan rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan Selatan dan batuan G. Merapi. Endapan aluvium ini membentuk Dataran Yogyakarta-Surakarta dan dataran di sekeliling Bayat. Satuan Lempung Hitam, secara tidak selaras menutupi satuan di bawahnya. Tersusun oleh litologi lempung hitam, konglomerat, dan pasir, dengan ketebalan satuan Β± 10 m. Penyebarannya dari Ngawen, Semin, sampai Selatan Wonogiri. Di Baturetno, satuan ini menunjukan ciri endapan danau, pada Kala Pleistosen. Ciri lain yaitu terdapat secara setempat laterit warna merah kecoklatan merupakan endapan terarosa, yang umumnya menempati uvala pada morfologi karst. Pegunungan Selatan Bagian Timur Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya merupakan blok yang terangkat dan miring ke arah selatan. Batas utaranya ditandai escarpment yang cukup kompleks. Lebar maksimum Pegunungan Selatan ini 55 km di sebelah selatan Surakarta, sedangkan sebelah selatan Blitar hanya 25 km. Diantara Parangtritis dan Pacitan merupakan tipe karts kapur yang disebut Pegunungan Seribu atau Gunung Sewu, dengan luas kurang lebih 1400 km2 Lehmann. 1939. Sedangkan antara Pacitan dan Popoh selain tersusun oleh batugamping limestone juga tersusun oleh batuan hasil aktifitas vulkanis berkomposisi asam-basa antara lain granit, andesit dan dasit Van Bemmelen,1949. Sementara formasi Kabuh yang dijumpai di antara Madiun-Nganjuk berada pada geomorfologi dataran-bergelombang lemah yang merupakan sedimentasi bentukan channel transisi. Stratigrafi Pegunungan Selatan di Jawa Timur, telah diteliti oleh Sartono 1964 dengan daerah telitian di daerah Punung dan sekitarnya- Pacitan. Susunan litostratigrafinya sebagaiberikut dari tua ke muda Kelompok Formasi Besole, Formasi Jaten, Formasi Nampol, Formasi Punung. Formasi Besole merupakan satuan batuan tertua yang tersingkap di daerah ini. Sartono 1964, pencetus nama Formasi Besole menyebutkan bahwa satuan ini tersusun oleh dasit, tonalit, tuf dasitan, serta andesit, dimana satuan ini diendapkan di lingkungan darat. Nahrowi dkk 1978, dengan menggunakan satuan batuan bernama Formasi Besole, menyebutkan bahwa formasi ini tersusun oleh perulangan breksi volkanik, batupasir, tuf, dan lava bantal, diendapkan dengan mekanisme turbidangit, pada lingkungan laut dalam. Samodaria dkk 1989 & 1991 membagi satuan yang bernama Formasi Besole ini menjadi dua satuan yaitu Formasi Arjosari yang terdiri dari perselingan batupasir dan breksi, yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal, dan Formasi Mandalika yang tersusun oleh perselingan breksi, batupasir, serta lava bantal diendapkan pada lingkungan laut dalam. Terlepas dari perbedaan litologi, dan lingkungan pengendapan pada satuan yang bernama Formasi Besole ini, mempunyai penyebaran menempati morfologi terjal, dan berbukit-bukit. Oleh Sartono 1964, satuan ini merupakan bagian dari kelompok batuanOld Andesit van Bemmelen, 1949, seperti halnya yang terdapat di Kulon Progo. Jadi secara umum Formasi Besole tersusun oleh satuan batuan volkanik intrusi, lava dan volkanoklastik breksi, sisipan batupasir tufan. Djohor, 1993 meneliti singkapan di Pacitan-Tegalombo menyimpulkan urutan Formasi Besole yang tersingkap di daerah tersebut adalah sebagaiberikut bagian bawah terdiri dari breksi volkanik pyroclastic, batupasir tufan greywacke, sisipan crystal tuf, dan dibeberapa tempat dijumpai intrusi korok dasit. Bagian tengah tersusun oleh lava dasitik, tuf dasitik, breksi volkanik, batupasir volkanik, dan sisipan lava basaltik dengann kekar-kekar kolom, dibe-berapa tempat dijumpai intrusi korok berkomposisi basaltis, dan dasitik. Bagian atas didominasi oleh batn volkanoklastik perulangan konglomerat, batupasir tufan, tuf, dengan sisipan breksi dan batulempung. Didapat intrusi berupa volcanic neck berkomposisi andesitik. Juga dijumpai sisipan tipis batulempung gampingan yang mengandung foraminifera planktonik serta bongkah batu-gamping berukuran mencapai Β±1 m didalam tubuh tuf. Secara tidak selaras di atasnya terdapat Formasi Jaten. Formasi Jaten Dengan lokasi tipenya β Donorojo, Pacitan Sartono 1964, tersusun oleh konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung mengandung fosilGastrophoda, Pelecypoda, Coral, Bryozoa, Foraminifera, dengan sisipan tipis lignit. Ketebalan satuan ini mencapai 20-150 m. Diendapkan pada lingkungan transisi β neritik tepi pada Kala Miosen Tengah N9 β N10 Formasi Wuni Dengan lokasi tipenya anak Sungai S Basoka β Punung, Pacitan Sartono, 1964, tersusun oleh breksi, aglomerat, batupasir tufan, lanau, dan batugamping. Berdasarkan fauna koral satuan ini berumur Miosen Bawah β berdasarkan hadirnya Globorotalia siakensis, Globigerinoides trilobus & Globigerina praebuloides berumur Miosen Tengah N9-N12 Tim Lemigas. Ketebalan Formasi Wuni = 150 -200 m. Satuan ini terletak selaras menutupi Formasi Jaten, dan selaras di bawah Formasi Nampol Formasi Nampol Tersingkap baik di Kec Punung, Pacitan Sartono,1964, dengann susunan batuan sebagai berikut bagian bawah terdiri dari konglomerat, batupasir tufan, dan bagian atas terdiri dari perselingan batulanau, batupasir tufan, dan sisipan serpih karbonan dan lapisan lignit. Diendapkan pada Kala Miosen Awal Sartono,1964 atau Nahrowi 1979, Pringgoprawiro 1985, Samodaria & Gafoer 1990 menghitungnya berumuri Miosen Awal β Miosen Tengah. Ketiga formasi Jaten, Wuni, Nampol berhu-bungan jari-jemari dengan bagian bawah Formasi Punung. Formasi Punung dengan lokasi tipenya di daerah Punung, Pacitan, tersusun oleh dua litofasies yaitu fasies klastika dan fasies kar-bonat Sartono, 1964. Fasies karbonat, tersusun oleh batu-gamping terumbu, batugamping bioklastik, batugamping pasiran, napal, dimana satuan ini merupakan endapan sistim karbonat paparan. Ketebalan fasies ini 200-300 m, berumur Miosen Tengah-Atas N9-N16. Sedangkan fasies klastika tersusun oleh perselingan batupasir tufan, batupasir gampingan, lanau dan serpih. Ketebalan satuan ini 76 -230 m. Berdasarkan kandungan fosil foram menunjukan umur Miosen Tengah N15, diendapkan pada lingkungan nertitik tepi. Hubungan dengan fasies karbonat adalah menjari, dan kedua satuan fasies ini menutupi secara tidak selaras Formasi Nampol Sartono, 1964. Sedangkan menurut Nahrowi 1979, Pringgoprawiro 1985 Formasi Punung menutui secara tidak selaras Formasi Besole, dengan saling menjari dengan Formasi Jaten, Wuni, dan Nampol. Endapan Tersier Di daerah Pegunungan Selatan bagian Timur, endapan yang paling muda adalah endapan terarosa dan endapan sungai yang secara tidak selaras menutupi seri endapan Tersier Stratigrafi Jalur Pegunungan Selatan menurut beberapa peneliti Samodro, 1990 Tektonik Pegunungan Selatan Bagian Barat Struktur geologi di daerah Pegunungan Selatan bagian barat berupa perlapisan homoklin, sesar, kekar dan lipatan. Perlapisan homoklin terdapat pada bentang alam Subzona Baturagung mulai dari Formasi Kebo-Butak di sebelah utara hingga Formasi Sambipitu dan Formasi Oyo di sebelah selatan. Perlapisan tersebut mempunyai jurus lebih kurang berarah barat-timur dan miring ke selatan. Kemiringan perlapisan menurun secara berangsur dari sebelah utara 200 β 350 ke sebelah selatan 50 β 150. Bahkan pada Subzona Wonosari, perlapisan batuan yang termasuk Formasi Oyo dan Formasi Wonosari mempunyai kemiringan sangat kecil kurang dari 50 atau bahkan datar sama sekali. Pada Formasi Semilir di sebelah barat, antara Prambanan-Patuk, perlapisan batuan secara umum miring ke arah baratdaya. Sementara itu, di sebelah timur, pada tanjakan Sambeng dan Dusun Jentir, perlapisan batuan miring ke arah timur. Perbedaan jurus dan kemiringan batuan ini mungkin disebabkan oleh sesar blok anthithetic fault blocks; Bemmelen, 1949 atau sebab lain, misalnya pengkubahan updoming yang berpusat di Perbukitan Jiwo atau merupakan kemiringan asli original dip dari bentang alam kerucut gunungapi dan lingkungan sedimentasi Zaman Tersier Bronto dan Hartono, 2001. Struktur sesar pada umumnya berupa sesar turun dengan pola anthithetic fault blocks van Bemmelen,1949. Sesar utama berarah baratlaut-tenggara dan setempat berarah timurlaut-baratdaya. Di kaki selatan dan kaki timur Pegunungan Baturagung dijumpai sesar geser mengkiri. Sesar ini berarah hampir utara-selatan dan memotong lipatan yang berarah timurlaut-baratdaya. Bronto dkk. 1998, dalam Bronto dan Hartono, 2001 menginterpretasikan tanda-tanda sesar di sebelah selatan K. Ngalang dan K. Putat serta di sebelah timur Dusun Jentir, tanjakan Sambeng sebagai bagian dari longsoran besar megaslumping batuan gunungapi tipe Mt. St. sebelah barat K. Opak diduga dikontrol oleh sesar bawah permukaan yang berarah timurlaut-baratdaya dengan blok barat relatif turun terhadap blok barat. Struktur lipatan banyak terdapat di sebelah utara G. Panggung berupa sinklin dan antiklin. Tinggian batuan gunung berapi ini dengan tinggian G. Gajahmungkur di sebelah timurlautnya diantarai oleh sinklin yang berarah tenggara-baratlaut. Struktur sinklin juga dijumpai di sebelah selatan, yaitu pada Formasi Kepek, dengan arah timurlaut-baratdaya Pegunungan Selatan Bagian Timur Struktur geologi di daerah Pegunungan Selatan bagian timur berupa perlapisan homoklin, sesar, kekar dan lipatan. Struktur utama yang berkembang di Daerah Pegunungan Selatan Bagian Timur ini terutama adalah sesar yang berkembang di sepanjang Sungai Grindulu dan kemungkinan besar struktur inilah yang menimbulkan banyak dijumpai mineralisasi di daerah ini. BAB II SEJARAH GEOLOGI Pegunungan Selatan Bagian Barat Sejarah geologi zona Pegunungan Selatan Jawa Timur dimulai pada Kala Eosen Tengah sampai dengan Eosen Akhir . Mula-mula terendapkan Formasi Wungkal-Gamping, di bagian bawah terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau. Sebagian dari satuan batuan ini semula merupakan endapan laut dangkal yang kaya akan fosil. Karena pengaruh gaya berat di lereng bawah laut, formasi ini kemudian meluncur ke bawah dan diendapkan kembali di laut dalam. Pada formasi ini terdapat terobosan yaitu intrusi diorite pendul Kemudian terjadi pengangkatan yang menyebabkan erosi pada kisaran umur Oligosen Awal β Tengah. Kemudian terjadi sedimentasi pada umur Oligosen Akhir β Miosen Awal, yaitu formasi Kebo-Butak. Litologi penyusun formasi ini di bagian bawah berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat. Bagian atasnya berupa perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di bagian tengahnya dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian atasnya dijumpai breksi andesit. Lingkungan pengendapannya adalah laut terbuka yang dipengaruhi oleh arus turbid, pada akhir pembantukan formasi ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas gunungapi. Pada Kala Miosen Awal N6 β N7 terjadi peningkatan aktivitas gunungapi yang ditandai dengan adanya piroklastik yang cukup luas. Endapan piroklastik menyusun satuan tuf Semilir. Satuan ini terendapakan dengan mekanisme endapan jatuhan piroklastik. Endapan hasil erupsi gunungapi tersebut terendapkan pada lingkungan laut dangkal. Aktivitas gunungapi memuncak pada Kala Miosen Awal N7. Pada kala ini terjadi letusan besar yang bersifat destruktif, membentuk sistem kaldera. Letusan tersebut bersifat eksplosif dan menghasilkan material gunungapi berupa pumis yang membentuk satuan breksi pumis Semilir. Satuan breksi pumis Semilir ini terendapkan dengan mekanisme jatuhan piroklastik. Pada fase ini pula terbentuk kaldera pada bagian puncak gunungapi dan merusak sebagian besar dari tubuh gunungapi. Kemudian diikuti oleh fase konstruktif dengan adanya aliran lava yang menyusun bagian bawah dari satuan breksi andesit Nglanggran. Selain menghasilkan material gunungapi melalui mekanisme jatuhan piroklastik, gunungapi tersebut juga menghasilkan material melalui mekanisme aliran lava dan aliran piroklastik yang menempati lembah-lembah berupa endapan channel. Pada Kala Miosen Awal bagian atas hingga Miosen Tengah bagian bawah N7 β N9 tersebut juga terendapkan breksi andesit epiklastik yang menyusun satuan breksi andesit Nglanggran. Bagian bawahnya tersusun oleh breksi basal piroklastik. Satuan ini terendapkan pada lingkungan darat dengan mekanisme high density flows. Pada fase ini, kegiatan gunungapi sudah mulai menurun. Kemudian pada Kala Miosen Tengah, terendapkan satuan batupasir karbonatan Sambipitu yang didominasi oleh batupasir karbonatan yang bergradasi secara normal menjadi batulempung karbonatan. Material ini terendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan mekanisme pengendapan arus turbid. Pada kala Miosen Tengah N9-N10 cekungan mengalami pengangkatan kepermukaan, sehingga mengalami erosi dan terendapkan secara tidak selaras satuan batugamping klastik. Dijumpainya batugamping yang korelasi hasil analisis foraminifera kecil, batugamping ini masuk dalam satuan batugamping Oyo. Hal ini menandai bahwa cekungan sedimen pada waktu itu semakin tenang yang menendakan aktifitas vulkanisme menurun. Dalam hal ini tentunya akan berkembang dengan baik secara normal yang berkarakteristik klastik Pada saat pengendapan terus berlangsung dan vulkanisme menurun, tetapi secara setempat dijumpainya tuf yang mempunyai hubungan melensa dengan satuan batugamping Oyo. Kedapatan tuf pada satuan batugamping Oyo bisa terjadi karena pada saat kegiatan vulkanisme menurun berarti kegiatan vulkanisme masih berjalan. Secara genesa tuf sangat dipengaruhi oleh arah angin dan gravitasi dan itu membentuk satuan tuf Oyo. Pada Kala Resen, sebagian material pada tinggian Zona Baturagung mengalami pelapukan, erosi dan penggerusan oleh aktivitas fluvial. Material hasil rombakan ini kemudian terendapkan di sebelah utara tinggian tersebut dan membentuk satuan endapan lempung-bongkal. Formasi wonosari tebentuk berikutnya dengan umur Miosen Tengah hingga Pliosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal zona neritik yang mendangkal ke arah selatan dengan litologi didominasi oleh batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Pada bagian bawah adanya hubungan menjari dengan formasi Oyo yang berarti pembentukannya seumur dengan formasi oyo bagian atas. Akhir pembentukan formasi Wonosari bersamaan dengan terbentuknya formasi Kepek, batuan penyusunnya adalah napal dan batugamping berlapis. umur Formasi Kepek adalah Miosen Akhir hingga pengendapannya adalah laut dangkal zona neritik Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih tua yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari bahan lepas sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Pegunungan Selatan Bagian Barat Formasi Besolesecara umum tersusun oleh satuan batuan volkanik intrusi, lava dan volkanoklastik breksi, sisipan batupasir tufan. Urutan Formasi Besole bagian bawah terdiri dari breksi volkanik pyroclastic, batupasir tufan greywacke, sisipan crystal tuf, dan dibeberapa tempat dijumpai intrusi korok dasit. Bagian tengah tersusun oleh lava dasitik, tuf dasitik, breksi volkanik, batupasir volkanik, dan sisipan lava basaltik dengann kekar-kekar kolom, dibe-berapa tempat dijumpai intrusi korok berkomposisi basaltis, dan dasitik. Bagian atas didominasi oleh batuan volkanoklastik perulangan konglomerat, batupasir tufan, tuf, dengan sisipan breksi dan batulempung. Didapat intrusi berupa volcanic neckberkomposisi andesitik. Juga dijumpai sisipan tipis batulempung gampingan yang mengandung foraminifera planktonik serta bongkah batu-gamping . formasi ini berumur Miosen Bawah. Fiendapakan pada lingkungan laut dangkal Kemudian Diendapkan formasi Jaten pada lingkungan transisi β neritik tepi pada Kala Miosen Tengah N9 β N10 tersusun oleh konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung. Selaras diatas formasi Jaten diendapkan Formasi Wuni Berdasarkan fauna koral satuan ini berumur Miosen Bawah β berdasarkan hadirnya Globorotalia siakensis, Globigerinoides trilobus & Globigerina praebuloides berumur Miosen Tengah N9-N12 Tim Lemigas. Formasi Nampol dengan susunan batuan sebagai berikut bagian bawah terdiri dari konglomerat, batupasir tufan, dan bagian atas terdiri dari perselingan batulanau, batupasir tufan, dan sisipan serpih karbonan dan lapisan lignit. Diendapkan pada Kala Miosen Awal Sartono,1964 atau Nahrowi 1979, Pringgoprawiro 1985, Samodaria & Gafoer 1990 menghitungnya berumuri Miosen Awal β Miosen Tengah. Ketiga formasi Jaten, Wuni, Nampol berhu-bungan jari-jemari dengan bagian bawah Formasi Punung. Pada miosen tengah terjadi pengangkatan yang menyebabkan terjadi erosi. Sehingga Formasi Punung menumpang tidak selaras di atas forrmasi Jaten, Wuni, Nampol. Formasi ini diendapkan pada Miosen Tengah β Atas yang terendapkan pada lingkungan neritik tepi. endapan yang paling muda adalah endapan terarosa dan endapan sungai yang secara tidak selaras menutupi seri endapan Tersier. Endapan ini berumur kuarter. DAFTAR PUSTAKA Jurusan Teknik Geologi,STTNAS, βBuku Panduan Ekskursi Geologi Regional, Cekungan Pegunungan Selatan, Mandala Rembang, Mandala Kendengβ,yogyakarta,2006. Jurusan Teknik Geologi, UPN βVβ, βBuku Panduan, Ekskursi Besar Geologi Jawa Timurβ, yogyakarta, 1994 Tangguh,. βDraft Tugas Akhir, STTNASβ,yogyakarta,2006
banyak batu gamping dijumpai di wilayah pegunungan